Mohon tunggu...
Pitut Saputra
Pitut Saputra Mohon Tunggu... Freelance Adventure || Pelukis || Penulis || Seniman

Selalu ada cerita dalam setiap langkah perjalanan, karena hidup adalah sebuah petualangan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pesona Mudik, Pulang Kampung Halaman, Dari Perspektif Seorang Pedagang Angkringan.

24 Maret 2025   18:08 Diperbarui: 24 Maret 2025   18:35 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Topik terkadang, melamun membayangkan pengalaman masa kecilnya di kampung halaman)

Belum lagi ketika "Merasakan masakan simbok (orang tua perempuan) yang sebenarnya rasanya biasa saja, namun faktanya itu menjadi hidangan kuliner paling istimewa di keluarga kami di kampung, bukan pada persoalan mewah atau tidaknya, melainkan dari rasa yang tersaji dimana makanan tersebut di buat dengan sepenuh cinta seorang ibu yang sangat merindukan kehadiran anak-anaknya, dan kebetulan pada saat Idul Fitri mereka bisa pulang, rasanya lengkap sudah rasa yang bercampur dengan segenap cinta pada semangkuk nasi sambal goreng cecek, menu sederhana meski tanpa daging ayam atau sapi, tapi ketika tersaji dari hasil cinta simbok pada anaknya seolah makanan ini menjadi makanan yang tiada banding enaknya. dan tak akan bisa ditemukan pada restoran manapun" jelas Topik.

"Itulah beberapa kesan dan pesona mudik lebaran di saat Hari Raya Idul Fitri, mungkin ini hanya hal biasa bagi sebagian orang, tapi itu hal luar biasa bagi kami," pungkas Topik.

(Topik menghitung uang hasil berdagang buat persiapan lebaran dan baju baru anak)
(Topik menghitung uang hasil berdagang buat persiapan lebaran dan baju baru anak)

Maka dari sekelumit perjalanan dan cerita Topik diatas, sedikit banyak meski hanya sebuah pengalaman orang kecil, dalam hal ini sebatas pedagang angkringan, namun bagi saya itu menyiratkan berjuta makna, dan hikmah tersendiri.

Entah kenapa dari pemaparan sederhana itu saya pribadi juga seolah terbawa dengan pesona mudik lebaran bersama keluarga, namun memang saat ini saya belum diberi kemampuan guna bisa mudik ke Bali, disamping faktor ekonomi, juga ada beberapa hal yang belum selesai dengan petualangan saya di Jawa Tengah. Maka dari cerita ini setidaknya sebuah asa, hinggap di kepala, entah kapan saya bisa mampu dan berkesempatan untuk bisa mudik ke kampung halaman.

Berbahagialah mereka yang memiliki kesempatan dan mampu mudik ke kampung halaman di Hari Raya Idul Fitri ini, namun bagi yang belum mampu seperti saya, semoga angin membawa rasa rindu kami pada orang-orang yang kami cintai.

Di balik cerita indah pesona mudik, ke kampung halaman pada saat Hari Raya Idul Fitri ini, dan teriring doa dari perantauan, kami mengucapakan Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin, kelak bila memang sudah waktunya pasti kita kan bertemu dalam sebuah kesempatan yang indah, sesuai skenario dan rencana Tuhan yang telah dibuat untuk kita.

( Pitut Saputra )

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun