Mohon tunggu...
Pitut Saputra
Pitut Saputra Mohon Tunggu... Freelance Adventure || Pelukis || Penulis || Seniman

Selalu ada cerita dalam setiap langkah perjalanan, karena hidup adalah sebuah petualangan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pesona Mudik, Pulang Kampung Halaman, Dari Perspektif Seorang Pedagang Angkringan.

24 Maret 2025   18:08 Diperbarui: 24 Maret 2025   18:35 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Topik, pejuang keluarga dari Gunung Sepikul DIY)

Setidaknya inilah yang dirasakan oleh seorang rekan Topik namanya, salah seorang perantau dari Gunung Sepikul, sekitar Daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogyakarta (DIY) yang pada kehidupan keseharian'nya,  berjualan angkringan di pinggir trotoar jalan Solo-Jogya.

(Topik bekerja keras agar bisa lebaran bersama keluarga dan mudik ke kampung halaman)
(Topik bekerja keras agar bisa lebaran bersama keluarga dan mudik ke kampung halaman)

Meski terbilang hanya mudik sebatas antar kota, dan perjalanan mungkin bisa ditempuh hanya dalam waktu setengah hari. Namun bagaimanapun "mudik adalah kewajiban, dan tanggung jawab pada orang tua." menurutnya.

"Kerinduan tetaplah kerinduan, dan meski tanpa membawa apapun, juga saya akan tetap pulang kampung mas," ujarnya saat bercerita tentang pesona mudik dengan saya di kala menunggu waktu ngabuburit di angkringan tempatnya berjualan.

Bapak 2 orang putri ini, 3 sih sebenarnya, namun yang satu tidak berumur panjang. Adalah seorang pejuang keluarga yang tak kenal menyerah, terlahir dari keluarga besar dengan 6 putra, yang terbilang sederhana dan pas-pasan, sedari kecil dirinya sudah terlatih untuk mandiri, sehingga selepas Sekolah Dasar (SD) sudah langsung merantau, mencari penghasilan sendiri, hingga saat ini angin telah membawanya bersandar di kota beras atau padi Rojolele, Delanggu, Klaten.

Hal ini dilakukannya bukan semata mata karena alasan ekonomi, namun lebih dari itu, dia ingin lepas dari zona nyaman kehidupannya di kampung halaman. Mungkin karena merasa bosan dengan keadaan dan lingkungan sekitar, yang kurang berpihak padanya sehingga dirasa sulit sekali berkembang dan mendapat penghasilan yang layak, maka di bulatkan tekad guna merantau ke Daerah lain yang dirasa memiliki potensi, guna bisa lebih berkembang dan menambah wawasan berikut pengalaman.

Dari kerja serabutan apa adanya, jualan apa saja, yang berpotensi di jual, hingga sempat kala itu berjualan bakso dengan kakaknya di Pasar Delanggu lama, sampai kemudian, Dia belajar sendiri membuat bakso dan merambah ke bisnis bakso keliling, persaingan terakhir memaksanya untuk mundur dari berjualan bakso keliling, karena berhadapan dengan para penjual bakso lainnya yang sudah menggunakan motor, sementara dia hanya memakai gerobak dorong saat itu. Pada akhirnya Topik memutuskan guna berdagang angkringan saja, sebab setiap lini kemungkinan sudah di lewati, dan hanya peluang ini yang tersisa untuk terus bertahan.

Akhirnya Topik memutuskan guna berdagang, karena berbekal ilmu meracik minuman teh dari kebiasaan keluarganya di kampung, dengan racikan dan rumus tersendiri, sehingga bisa menghasilkan teh yang Ginastel (legi panas dan kentel) atau manis, panas dan kental, hal tersebut kemudian di cobanya, untuk kemudian berdagang angkringan wedang teh di Delanggu, kota kecil Kecamatan dengan penduduk yang majemuk dan beragam, banyak penikmat teh serta menyimpan berjuta kenangan.

Bukan hanya kenangan pahit, namun juga kenangan manis yang membawanya bertemu dengan gadis impian dan akhirnya menikah dengan seorang bunga Desa dari Delanggu, hingga memiliki 3 orang putri yang manis saat ini, tiga cewek namun yang satu tidak di beri umur panjang, jadi 2 cewek yang sampai hari menjadi buah hatinya. Bagaimanapun itu adalah anugrah terindah yang diterimanya dan jadi penyemangat hingga saat ini terus aktif bekerja, bahkan jarang sekali terlihat libur berdagang.

Kebutuhan keluarga membawanya pada suatu kondisi ekonomi yang harus mau tidak mau, harus dicukupi, karena itu tak ada alasan baginya buat bermalas malasan, terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri seperti saat ini. Segala cara ditempuh dan beragam upaya dilakukan, guna bisa mendapat hasil maksimal, yang bisa dipakai buat berlebaran dan bersilaturahmi bersama keluarga, serta pulang ke kampung halaman di Daerah Gunung Sepikul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

(Topik terkadang, melamun membayangkan pengalaman masa kecilnya di kampung halaman)
(Topik terkadang, melamun membayangkan pengalaman masa kecilnya di kampung halaman)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun