Paskah baru saja berlalu. Minggu lalu lewat FB beta (aku) dapat undangan untuk perayaaan paskah Perkantas Kupang. Yang ada di benakku, suasana paskah ini menjadi tanda kalau sakitku sudah "berulang tahun". Ya, paskah tahun ini pertanda sudah 2 tahun beta lewati di atas tempat tidur. Beta pertama kali masuk Rumah Sakit pada 29 April 2010, dalam suasana paskah.
Waktu itu Perkantas Kupang baru saja merayakan paskah di pantai Tablolong dan itulah kali terakhir beta bisa bergabung bersama teman-teman alumni, mahasiswa dan siswa untuk beribadah dan menikmati kebersamaan. Sesudah itu waktu beta habiskan hanya di atas tempat tidur, yang bisa dilihat hanyalah apa yang ada di kamar rumah dan rumah sakit. Bisa melihat suasana lain hanya ketika latihan kursi roda di halaman atau pergi-pulang Rumah Sakit dan gereja dan sesekali diajak jalan-jalan.
Hari ini 29 April 2012, tepat 2 tahun beta melewatkan waktu di atas pembaringan. Sebuah perjuangan hidup yang sangat berat. Pergumulan demi pergumulan harus beta jalani. Bukan hanya melawan sakit fisik tapi juga perjuangan rohani dan psikologi. Melihat kembali pergumulan hidup 730 hari ini, beta benar-benar sonde (tidak) menyangka begitu banyak hal bisa terjadi dalam hidupku. Ada hal yang kadang membuatku seolah tak mampu lagi untuk bertahan hidup, ada hal yang membuatku terus semangat, kadang jenuh, kadang mengeluh dan protes kepada Tuhan dan lain-lain. Dibawah ini beta tulis beberapa hal yang beta sonde pernah bayangkan tapi itu terjadi. Mungkin terlihat terlalu 'lebay' namun inilah yang beta alami dan selalu kugumuli dengan Tuhan.
Beta sonde pernah menyangka harus total berhenti dari semua aktifitas pelayanan, pekerjaan, pribadi dan keluarga padahal sebelumnya waktu 24 jam terasa tak cukup untuk melakukan aktifitas-aktifitas harianku. Dari sini beta belajar mengerti bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik, lebih menghargai waktu yang ada dan kesempatan yang Tuhan beri menjadi lebih bermakna.
Beta sonde pernah menyangka harus melewati hari-hari selama 2 tahun hanya memandangi apa yang ada dalam kamar. Meja, buku, hp, lemari, kursi, tempat tidur, jendela, pintu, tembok dan langit-langit kamar adalah teman-temanku setiap hari. Dari sini beta belajar untuk lebih memaknai luasnya bumi ini.
Beta sonde pernah menyangka impian-impian yang sudah kurencanakan semuanya hancur dan harus kumulai kembali dari nol bahkan minus. Apakah Tuhan sedang memurnikan visiku ataukah visiku selama ini tidak sejalan dengan rencanaNya sehingga dengan ini beta harus merubah visi sesuai kehendakNya?
Beta sonde pernah menyangka begitu besar dana yang harus dikeluarkan demi mencapai kesehatan yang diidamkan dan beta sonde menyangka kalau dana sering tercukupi dengan caraNya yang unik. Tuhanku sungguh baik dan luar biasa. Beta belajar bagaimana mensyukuri berkat yang Ia beri dan indahnya berbagi. Beta juga belajar betapa mahalnya kesehatan itu.
Beta sonde pernah menyangka melibatkan ratusan bahkan mungkin ribuan orang (keluarga, teman, sahabat, saudara, kenalan sampai orang yang tidak pernah beta kenal) untuk peduli dengan kehidupanku lewat berbagai cara. Siapa beta sehingga Tuhan mau menggerakkan mereka untuk membantuku? Beta paham ada rencana Tuhan buat beta dan hidupku berharga dimata Tuhan. Beta juga belajar pentingnya menjadi sahabat dari pada musuh.
Beta sonde pernah menyangka 2 bulan harus menjalani perawatan intensif di ICU dan hampir 4 bulan di ruang perawatan Rumah Sakit. Beta belajar betapa dekatnya hidup ini dengan kematian. Hanya berbatas satu tarikan napas, nyawa bisa melayang. Beta juga belajar untuk tidak menunda apa yang harus beta perbuat saat ini karena kedepan segala sesuatu bisa terjadi diluar keinginan kita.
Beta sonde pernah menyangka bisa tetap menikmati napas hidup hingga detik ini padahal dokter pernah "angkat tangan" karena virus yang menyerang tubuhku sudah sampai ke organ vital : paru-paru dan jantung. Ketika manusia angkat tangan, disitulah Tuhan turun tangan dan rencana Tuhan bukanlah rencana manusia.
Beta sonde pernah menyangka setahun masa sakit beta harus lewatkan untuk terapy di Surabaya dengan biaya yang sangat besar padahal beta tak punya keluarga di kota ini yang bisa diharapkan untuk membantu dan danaku pun sangat minim tapi Tuhan sudah menyiapkan bagiku orang-orang yang membantuku disana. Beta belajar untuk mengerti betapa indahnya persekutuan dan persaudaraan dalam Tuhan.
Beta sonde pernah menyangka banyak peluang yang tersedia hilang begitu saja seiring hilangnya kesehatan ini. Mungkin itu bukan bagian yang Tuhan sediakan bagiku. Beta hanya bersyukur dan tetap bersabar.
Beta sonde pernah menyangka bisa mengalami banyak mujizat yang Tuhan perbuat untuk menolongku dengan cara yang unik. Semuanya jelas : mujizat itu nyata.