Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Haus!

17 Januari 2020   10:59 Diperbarui: 17 Januari 2020   11:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.claret.org/

"Sebenarnya tidak. Ini khas Afrika Selatan"

"Wow! Tekturnya jauh lebih halus dan ringan," Krapf kembali bicara.

"Iyah. Biasanya bagian atasnya ditaburi kayu manis. Melktert ini biasanya dijadikan makanan penutup," jelas Yaks sambil tersenyum.   

"Kau pandai dalam menjelaskan makanan?"

"Saya dulunya pemasak untuk para pastur Perancis," kenang Yaks.

Usai jamuan malam, tiga orang itu pun mulai berpisah menuju peristirahatan. Krapf dan Rebmann masih satu kamar. Yaks bersama umat sekitarnya menyiapkan tikar dengan selimut yang berat-hangat.

"Semoga mimpi indah yang tidak pernah orang lain dapat," ujar Yaks mengucap salam khas Afrika.

"Terimakasih Yaks," ujar Krapf sambil tersenyum lebar.

"Aku merindukan kasur?" Krapf menggerutu.

"Sudahlah. Kasur tak cocok di tempat ini. Udaranya, malamnya, harum alamnya, desau angin pun kunang-kunang yang meliuk-liuk papan kayu,....hhhh aku berpuisi." jawab Rebmann sambil tertawa.

"Yah tikar lebih cocok untuk di sini," Krapf berusaha menyimpulkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun