Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Dasein", yang Tak Seharusnya Ada

4 Mei 2019   06:54 Diperbarui: 4 Mei 2019   06:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I always believe that at the end of our life, the Time will seperate us....

Saya pernah bercerita tentang kisah dua tentara di garis batas India-Pakistan, di medan perang. Mereka berdua adalah saudara sedarah, yang dipaksakan mengikuti wajib militer di awal abad XX dengan alibi patriotisme. Kakaknya panglima, sedang adiknya prajurit biasa. Bahwa selama mereka di medan perang, sang kaka selalu membawa anggur dan daging sisa para panglima untuk adiknya di tengah-tengah malam. 

Di saat semua tentara lelap dalam tidur yang lelah kendati dengan telinga yang terus terjaga. Mungkin karena sang kakak tak ingin adiknya hanya mengunya selada yang diolesi mayones atau zaitun bila beruntung, hidangan praktis di kamp prajurit. Alih-alih menunjukan kasihnya untuk sang adik yang demam tinggi akibat lantai yang lembab. 

Namun toh adiknya harus mati karena tidak tahan ditempa dalam cuaca dan sakit jantung yang diderita sejak kecil. Persis saat sang kakak tidak sadar bahwa adik yang dirangkulnya semalam telah tiada untuk selama-lamanya. 

Kali ini dalam surat yang kukirimkan, akan aku ceritakan lagi tentang saudara namun tidak sekandung, kekerabatan keluargapun masih anonim, bahkan sangat berbeda. Sama sekali. Namun yang berarti adalah kisah ini menjadi milikku. Hanya milikku seorang.

Asal kamu tahu, persahabatan yang tidak didasarkan atas perjanjian hitam di atas putih ini mampu mengundang banyak orang untuk datang bersimpuh damai mendengarkan, belajar akan hikmat persaudaraan, berharap akan menemukan nilai yang dapat membekali sewaktu membuat narasi persaudaraan setiap mereka. 

Dari mereka berdua, orang lalu sadar bahwa kehadiran mendahului tanggungjawab, atau kata Immanuel Levinas, presentation imposes obligation. Dan itu terjadi dalam minggu kedua di bulan April 2019.

Bulan April, bulan keempat dalam kalender Roma. Bulan di mana untuk musim tahun 2019 menjadi sulit didugai. Adakalanya terik yang mematikan di siang hari, namun menjelang sore harinya udara menjadi lembab karena hujan yang tak kunjung henti. 

Sejagat tanaman lalu ragu bertumbuh atau memilih statis.Hujan yang hampir saja menggagalkan rencana kami berdua untuk bertatap muka dalam doa hening biara tua. Pertanyaan yang masih tersisa adalah mengapa kami bertemu?

Jawabannya sederhana, karena bulan April adalah bulan keempat. Sebuah angka sempurna yang menunjukan universalitas arah mata angin. Sahabatku. Mungkin kesanmu aku mengada-ada. Mungkin kau benar. Tapi juga tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun