Mohon tunggu...
Simon Constantine Manalu
Simon Constantine Manalu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Tulisan ini bisa disempurnakan atau di edit sewaktu-waktu. siapapun yang belum pernah menulis, tapi punya pendidikan tinggi silahkan menulis dikompasiana, bagi ilmu anda ke masyarakat. dan siapapun yang tidak punya pendidikan yang tinggi tapi punya niat dan hobi menulis, salurkanlah dikompasiana. serta siapapun yang kerjanya hanya bisa berkomentar ria untuk membully tanpa pernah menulis, belajarlah untuk menulis dan jangan hanya berkomentar ria untuk membully. Catatan: 1. Menulis itu tidak gampang..., apalagi menulis dikompasiana...!!! buktikan saja dulu...!!! 2. Buang Titel S2 dan S3 MU jika kau tak mau membagi ilmumu untuk masyarakat dalam bentuk tulisan dikoran cetak dan online...!!! 3. Titel S2 dan S3 bukan untuk gaya-gayaan bro sista. 4. Bagi Pemilik Titel S2 dan S3 tanya dosenmu: "apakah yang bergelar S2 dan S3 wajib membagi ilmunya ke masyarakat dalam bentuk tulisan meski sudah dapat gelar?." 5. STOP BULLY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencapai Kebahagiaan dan Mengakhiri Penderitaan

13 April 2018   05:50 Diperbarui: 10 Juni 2018   04:02 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah makhluk ego yang dipengaruhi 5 unsur yaitu unsur jasmani, unsur perasaan, unsur penginderaan, unsur bentuk-bentuk pikiran, dan unsur kesadaran.

Penderitaan adalah situasi dan kondisi manusia pada waktu menahan sakit atau merasakan kesedihan atau menanggung beban kehidupan.  

Manusia yang merupakan makhluk ego yang dipengaruhi  5 unsur seringkali merasakan penderitaan. Untuk memahami penderitaannya setidaknya manusia mengenal empat kebenaran mengenai penderitaan, dan bentuk-bentuk penderitaan, serta sebab-sebab penderitaan itu terjadi.

Empat kebenaran mengenai penderitaan adalah 4 pemahaman yang perlu diketahui manusia tentang  kebenaran mengenai  penderitaan, yaitu: (1) kebenaran tentang adanya penderitaan, (2) kebenaran tentang sebab penderitaan, (3) kebenaran tentang lenyapnya penderitaan, (4) kebenaran tentang jalan untuk mengakhiri penderitaan.

Bentuk-bentuk penderitaan adalah jenis-jenis penderitaan dalam 4 tingkatan, yaitu:

  • Penderitaan biasa
    • penderitaan kecil seperti sakit gigi,sakit flu, sakit masuk angin, tiada duit,dan lain-lain.
  • Penderitaan karena perubahan
    • penderitaan karena mengalami proses kehidupan untuk pendewasaan seperti patah hati, putus asa, dan lain-lain.
  • Penderitaan karena jasmani
    • penderitaan karena kita lahir menjadi manusia sehingga kita mengalami sakit-sakit,  kecewa, dan lain-lain.
  • Penderitaan yang ada sebab akibatnya
    • penderitaan karena suatu  keputusan atas suatu perbuatan berakibat. Contoh: Joki cemburu dengan mon-mon yang bisa bersekolah S3, dan ketika mon-mon memposting statusnya di fb mengenai persoalan ekonomi, joki menyalahkan-nyalahkan mon-mon atas isi status fb mon-mon sehingga menyebabkan mon-mon marah. Karena kecemburuan joki menyebabkan mon-mon merasa tidak nyaman atas perilaku joki dan menimbulkan amarah bahkan kebencian terhadap joki. akibatnya joki dan mon-mon saling membenci dan saling membalas dendam sehingga menimbulkan dosa 

Ada 4 hal yang menyebabkan manusia mengalami penderitaan yang tidak kunjung berakhir, yaitu: kecemburuan, keserakahan (nafsu / ambisi/ keinginan untuk memiliki,menikmati, dan menguasai), kebencian, dan kegelapan batin.

Untuk melenyapkan penderitaan ini, manusia haruslah hidup dalam kebahagiaan. Dan untuk mencapai kebahagiaan itu hendaknya dilakukan dengan cara: memiliki pengertian yang benar mengenai hidup, memiliki pikiran yang benar selama hidup, memiliki ucapan yang benar didalam hidup, memiliki perbuatan yang benar dalam menjalani hidup, memiliki pekerjaan yang benar  selama hidup, memiliki upaya yang benar dalam aktifitas kehidupan, melakukan perenungan yang benar atas: "tubuh sendiri, perasaan sendiri, kesadaran diri, dan bentuk-bentuk pikiran", dan berdoa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun