Nganjuk, 13 September 2025 - Desa Bareng, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk menjadi saksi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pelatihan ternak ayam dan pembuatan pakan ternak. Kegiatan ini merupakan bagian dari program PITA EMAS (Pisang dan Ternak Ayam: Ekonomi Mandiri Atasi Stunting) yang digagas dalam rangkaian Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun 2025 DRTPM Kemendikbudristek oleh IIK Bhakti Wiyata Kediri. Program ini berfokus pada peningkatan kemandirian siswa Sekolah Perempuan Anak dan Masyarakat Marginal (SAPA MAMA) dengan memanfaatkan potensi pangan lokal yang tersedia di desa.
       Fokus program pada pisang dan ayam bukanlah tanpa alasan. Desa Bareng memiliki potensi pisang yang melimpah, sehingga melalui program ini buah pisang tidak hanya dipandang sebagai pangan lokal bergizi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak. Di sisi lain, beternak ayam petelur dipilih karena telurnya dapat menjadi sumber protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat, khususnya untuk mendukung kebutuhan gizi balita di posyandu. Sinergi antara pisang dan ayam ini diharapkan tidak hanya memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga menjadi solusi nyata dalam upaya menekan angka stunting sekaligus meningkatkan pemenuhan gizi keluarga.
       Kegiatan ini menghadirkan para narasumber sekaligus pendamping, yaitu Dr. Reni Nugraheni, S.KM., M.M., M.Kes., SH., Ibu Dianti Ias Oktaviasari, S.KM., M.Kes., Ibu Ratna Frenty Nurkhalim, S.KM., M.P.H., dan Ibu Mia Ashari Kurniasari, S.KM., M.P.H., bersama Bapak Viki Agita Setiawan, S.Kh., yang memberikan pelatihan teknis pemeliharaan ayam. Kehadiran para akademisi tersebut memberikan warna baru, karena masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktik langsung yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rangkaian kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai beternak ayam petelur yang baik, perawatan kesehatan ternak, serta strategi manajemen kandang yang dipandu oleh Bapak Viki Agita Setiawan bersama para dosen.
        Setelah sesi penyampaian materi, peserta pelatihan diajak langsung mempraktikkan pembuatan kandang ayam. Dengan penuh semangat, peserta pelatihan bersama-sama merangkai dan menyusunnya menjadi kerangka kandang yang kokoh. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan karena dilakukan secara gotong royong.
      Dalam rangkaian kegiatan, dosen dari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri juga menyerahkan ayam secara simbolis kepada peserta pelatihan. Penyerahan memiliki makna penting sebagai awal dimulainya proses pemeliharaan ayam oleh masyarakat Desa Bareng. Setiap ayam yang diserahkan diharapkan dapat menjadi aset produktif yang memberikan manfaat yaitu menghasilkan telur sebagai sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak.
      Kehadiran ayam-ayam tersebut menjadi bukti nyata bahwa program PITA EMAS tidak hanya memberikan pengetahuan dan pelatihan, tetapi juga menyediakan sarana nyata yang bisa langsung dimanfaatkan warga. Dengan adanya ternak ini, masyarakat Desa Bareng didorong untuk belajar bersama dalam mengelola kandang, mengatur pemberian pakan, serta menjaga kesehatan ayam agar produktivitas tetap optimal.
         Setelah prosesi penyerahan ayam, kegiatan berlanjut dengan pemberian pakan awal untuk ternak dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam memulai pemeliharaan, seperti ember dan sekop. Lebih jauh, langkah ini memperlihatkan bahwa program PITA EMAS berusaha menghadirkan solusi menyeluruh mulai dari edukasi, sarana ternak, hingga dukungan teknis sehingga masyarakat benar-benar siap untuk mengelola ayam secara mandiri. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga memberikan pondasi yang kuat bagi warga untuk melanjutkan praktik beternak ayam secara berkesinambungan di Desa Bareng.
     Salah satu bagian yang paling menarik dalam kegiatan ini adalah pembuatan pakan tambahan untuk ayam dengan memanfaatkan limbah kulit pisang. Masyarakat diajak mencoba sendiri bagaimana kulit pisang yang biasanya hanya terbuang dapat diolah menjadi pakan alternatif yang ekonomis. Prosesnya sangat sederhana, kulit pisang dipotong kecil-kecil, kemudian direbus hingga lunak, lalu dicampurkan dengan dedak sebelum diberikan kepada ayam.
      Kegiatan ini menunjukkan bahwa bahan pangan lokal yang melimpah di Desa Bareng dapat dimanfaatkan secara optimal, bahkan hingga limbahnya. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi biaya pakan, tetapi juga memberikan solusi ramah lingkungan sekaligus menambah nilai guna dari pisang yang menjadi potensi utama desa.
      Seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ternak ayam dan pembuatan pakan ternak berbasis limbah kulit pisang di Desa Bareng menjadi bukti nyata bahwa pemanfaatan potensi lokal mampu memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Melalui program "PITA EMAS: Pisang dan Ternak Ayam, Ekonomi Mandiri Atasi Stunting", warga tidak hanya mendapatkan ilmu tentang budidaya ayam, tetapi juga praktik langsung merakit kandang, menerima sarana pendukung, hingga mempelajari inovasi sederhana dalam pembuatan pakan alternatif.
      Lebih dari sekadar kegiatan pelatihan, program ini menghadirkan solusi yang menyeluruh yaitu menyediakan ternak, memberikan peralatan pendukung, memperkenalkan teknologi tepat guna, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya gizi. Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh akan terus dilanjutkan dalam kehidupan sehari hari. Harapannya, melalui kemandirian dalam beternak ayam dan pemanfaatan pisang sebagai pakan tambahan, Desa Bareng dapat memperkuat ketahanan pangan keluarga sekaligus menurunkan  angka stunting. Program ini menjadi contoh bahwa langkah sederhana berbasis potensi lokal dapat menjawab persoalan gizi dan ekonomi masyarakat, jika dikelola dengan konsisten dan dilakukan secara bersama-sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI