Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Seandainya Aku Hutan dan Satwa, Aku Akan Menjaga Serta Melindungi Manusia

31 Mei 2016   14:17 Diperbarui: 31 Mei 2016   14:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia senang dan bahagia, Hutan sehat, Binatang banyak. Foto dok. Cassie, Yayasan Palung.

Jika aku boleh berandai-andai bila aku menjadi hutan dan satwa maka aku akan menjaga dan melindungi manusia. Aku  tahu dan sadar,  tidak sedikit manfaat dan fungsi dari  hutan dan satwa bagi manusia.

Bukankah kita memperoleh udara segar secara gratis karena hutan. Demikian juga dengan satwa, adanya satwa dapat menyemai dari sisa-sisa makanan mereka yang mana juga akan menjadi pohon (hutan) di rimba raya.

Bagaimana dengan manusia terhadap hutan dan satwa?

Memang tidak bisa disangkal, hutan dan satwa memiliki peranan penting untuk keberlanjutan bumi ini dan keseimbangan ekosistem. Yang pasti, itu juga diperuntukan bagi manusia.

Hutan Sehat dan lestari, demikian juga manusia. Harapan untuk selanjutnya. Foto dok. Karsono
Hutan Sehat dan lestari, demikian juga manusia. Harapan untuk selanjutnya. Foto dok. Karsono
Namun, boleh dikatakan apabila manusia tidak sedikit yang menyakiti hutan dan satwa ketimbang menjaga ataupun juga melindunginya. Padahal hutan dan satwa secara gratis untuk menjaga sekaligus melindungi manusia.

Tidak bisa disangkal kini, banyak diantara manusia yang tidak menghargai alam dan satwa dengan merusak dan memusnahkan habitat tinggal segala jenis binatang (satwa) berupa hutan. Demikian juga halnya dengan beragam satwa yang semakin berkurang bahkan diambang kepunahan. Sebut saja orangutan, harimau, badak, kelempiau, enggang, cendrawasih serta satwa lainnya yang mendiami lautan dan sungai tidak kalah terancamnya akibat alih fungsi untuk reklamasi.


Bila musim penghujan atau kemarau tiba tampak jelas, manusia begitu sibuk ketika banjir datang menghadang dan bila kemarau tiba kekeringan serta kebakaran menghampiri.

Hal lainnya yang tidak pernah henti-hentinya terjadi adalah ketika tata kelola lahan masih belum sepenuhnya berjalan. Lahan semakin luas terbuka, sementara luasan tutupan hutan semakin berkurang.

Tata aturan dan kebijakan demikian juga adanya, penyebab dari berbagai sebab akibat masih terus terjadi serta berulang. Menanti para penguasa dan pembesar mencari solusi.

Konsep ekonomi hijau yang ramah lingkungan kian dicari kini untuk memperlambat kerusakan bumi yang telah terlampau panas ataupun juga dingin yang ekstrim.

Petani dan nelayan semakin bingung dengan anomali cuaca yang berubah-ubah, sulit menentukan waktu untuk bertani juga melaut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun