Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Asyiknya Bisa Belajar Bersama tentang Orang Utan di Kampung-kampung

26 April 2018   14:45 Diperbarui: 26 April 2018   14:45 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat kami berbagi cerita tentang orangutan di SDN 04 Kalimas, Kec. Teluk Batang, beberapa waktu lalu. Foto : Dok. Yayasan Palung

Asyik, setidaknya kata itu yang bisa untuk dikatakan ketika kami mengadakan rangkaian kegiatan ekspedisi pendidikan ke kampung-kampung pekan lalu di dua desa di Kec. Teluk Batang, Kab. Kayong Utara, Kalbar.

Asyiknya saat kami boleh berbagi, belajar bersama tentang orangutan dan lingkungan kepada siswa-siswi dan masyarakat di kampung-kampung. Puppet show (panggung boneka), Lecture (ceramah lingkungan), diskusi dengan masyarakat dan pemutaran film lingkungan tersebut kami lakukan selama lima hari (Tangga 16 hingga 20 April 2018).

Berbagi cerita tentang orangutan dan lingkungan kami sampaikan kepada siswa-siswi di tingkat sekolah dasar (SD) dengan cara mendongeng/bercerita lewat media boneka (puppet show). 

Lecture (ceramah lingkungan) kami sampaikan kepada siswa-siswi tingkat SMP dan SMA. Adapun cerita yang diketengahkan adalah tentang Orangutan dan manfaatnya Bagi Manusia dan Hutan. Sebelum memulai kegiatan biasanya kami mengajak siswa-siswi untuk bernyanyi bersama yaitu lagu wajib yaitu Indonesia Raya dan lagu Si Pongo (lagu tentang orangutan) dan juga melakukan pree test dan post test, ini dilakukan untuk mengukur daya serap siswa sebelum dan sesudah diberikan materi terkait orangutan.

Saat kami bermain boneka dan bercerita tentang orangutan. Foto : Dok. Yayasan Palung
Saat kami bermain boneka dan bercerita tentang orangutan. Foto : Dok. Yayasan Palung
Saat Puppet show biasanya kami berdongeng tentang orangutan sebagai spesies kunci. Spesies kunci dalam arti, jika orangutan punah maka akan berdampak juga kepada makhluk hidup lainnya. Tidak hanya itu, kami juga bercerita tentang reproduksi orangutan, perilaku orangutan, ancaman orangutan dan langkah sederhana apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan dan melestarikan orangutan dan habitatnya.

Sedangkan Diskusi masyarakat dan pemutaran film kami lakukan sebagai sarana kami untuk menyampikan kampanye penyadartahuan terkait satwa dilindungi seperti orangutan, burung enggang, trenggiling, jenis-jenis burung berparuh bengkok  dan burung kecil lainnya yang dilindungi. 

Kami juga berkesempatan menyampaikan Undang-undang nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem. Saat pemutaran film, kami memutarkan film lingkungan seperti film Kehidupan Orangutan, Indonesia Diambang Kepunahan dan film dokumenter Asimetris.

Saat kami melakukan pemutaran film kepada masyarakat umum di Desa Teluk Batang Kota. Foto : dok. Yayasan Palung
Saat kami melakukan pemutaran film kepada masyarakat umum di Desa Teluk Batang Kota. Foto : dok. Yayasan Palung
Ketika diskusi bersama masyarakat beberapa isu kekinian terkait persoalan lingkungan dan sosial masyarakat pun terlontar dari mereka seperti di daerah mereka sudah sangat jarang sekali bertemu dengan orangutan dan burung enggang saat berada di hutan, selain juga hutan di wilayah mereka yang semakin berkurang.

Ketika bercerita tentang reproduksi orangutan, kami menceritakan ketika orangutan hamil rentang waktunya sama  dengan manusia 8,5-9 bulan. Sedangkan perilaku, kami bercerita Bayi orangutan selalu bersama ibu hingga usianya dewasa (7-8 tahun). 

Selanjutnya bercerita tentang peran penting orangutan bagi keberlanjutan makhluk hidup karena orangutan sebagai petani hutan (penyebar biji) atau dengan kata lain orangutan sebagai pelestari hutan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Sedangkan ancaman, kami bercerita tentang perluasan area berkala besar untuk berbagai kepentingan seperti pembukaan lahan perkebunan dan pertambangan sedikit banyak berpengaruh kepada keberlanjutan nafas hidup orangutan karena hilangnya hutan sebagai tempat hidupnya orangutan.

Rangkaian kegiatan tersersebut dilakukan oleh Tim Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung di dua desa yaitu di Desa Teluk Batang Kota dan Desa Masbangun, Kec. Teluk Batang. Kegiatan ekspdisi kami lakukan sebagai salah satu cara kampanye penyadartahuan kepada masyarakat terkait arti penting peran serta semua untuk peduli terhadap lingkungan dan lebih khusus lagi satwa dilindungi di Tanah Kayong (Sebutan untuk Ketapang dan Kayong Utara).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun