Mohon tunggu...
piser fransisko
piser fransisko Mohon Tunggu... Foto/Videografer - writter,musisi

saya hobby nonton film. suatu saat saya ingin menjadi penulis buku fiksi dan menjadi terkenal seperti JK roling atau stephen king.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenangan Anak 90s

15 Agustus 2020   20:27 Diperbarui: 15 Agustus 2020   20:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 90an tahun kebahagian anak-anak karena jaman itu belum disentuh gadget. banyak anak2 bermain diluar entah mereka bermain kelereng,layang, atau permainan tradisonal. Itulah kenapa anak 90an tidak ada yang gendut.

 Jaman SD uang jajan Saya cuma 300 tapi sudah kenyang apalagi uang jajan Saya dikasih 1000 nikmatnya kayak disurga, Saya dapat membeli makanan apapun itu makan entah makanan yang dijual itu kotor atau bersih yang penting dalam tubuh Saya ada bakteri baik yang siap mengalahkan bakteri jahat.

Tahun 90an Saya suka tidur digundukan pasir dengan kedua tangan dibawah kepala seperti bantal sambil memandang langit biru yang luas yang membuat saya bahagia melihat bentuk-bentuk awan putih ada yang bentuk boneka,bentuk pulau kalimatan pokoknya macam-macam.

Saya hoby bermain layang-layang dilangit biru dipenuhi layang-layang terbang tiupan angin membuat layang terus terbang dan tidak pernah jatuh. layangan terbang dilangit saling adu siapa layang putus kami kejar entah kenapa, Saya suka mengejar layangan putus daripada membeli padahal harga sekitar 200-300. Resiko mengejar layangan putus mempertaruhakan nyawa bisa ketabrak mobil, tersengat listrik, dimarahi orang karna naik genteng rumah. Itulah kenapa Anak 90an orang suka mengambil resiko tinggi.

Hal tidak meyenangkan waktu saya pernah tidak naik kelas waktu kelas 4 SD. Saat dibagikan rapot Saya cuma bisa lihat nilai tapi Saya tidak tahu naik kelas atau tidak. Setelah dibagikan rapot Saya keluar kelas untuk pulang. Sebelum pulang Saya menunggu tetangga Saya yang masih dikelas . Setelah melihat dia keluar dari kelas sambil pegang rapotnya, Saya segera mendorong diriku untuk menghampirinya "ren tolong lihat rapotku dia Aku naik kelas atau tidak?"Tanyaku sambil memberi rapotku. Dia melihat rapotku dan terkejut matanya melihat kearahku sorotan tajam membuatku bingung. Dia bilang aku tidak naik kelas. Karna Saya masih bocah sikap Saya biasa saja tidak rasa sedih ataupun kecewa. Kejadian tidak naik kelas itu Saya les private dirumah. Semenjak les private Saya mendapat nilai lumayan baik. 

Bernostalgia Tahun 90an tidak pernah habis dibahas karena kenangan kebahagiaan tidak pernah hilang dan selalu diingat kepala kita. 

Saya bersykur merasakan Tahun 90an kadang-kadang saya ingin kembali jaman Saya masih bocah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun