Fenomena “doom spending” di kalangan Generasi Z di Pangkalpinang telah menjadi topik yang menarik untuk di telaah, terutama perubahan perilaku konsumsi yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi dan tekanan sosial. Doom spending merujuk pada perilaku konsumsi impulsif yang muncul sebagai respons terhadap stres dan kecemasan, di mana individu menghabiskan uang untuk memenuhi keinginan mereka, sering kali tanpa mempertimbangkan dampak finansial jangka panjang. Generasi Z yang merupakan generasi yang sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial, menjadi kelompok yang paling terpengaruh oleh fenomena ini.
Salah satu faktor utama yang memicu doom spending di kalangan Gen Z adalah ketidakpastian yang dihadapi akibat situasi global, seperti pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi yang menyertainya. Banyak Gen Z di Pangkalpinang merasa tertekan oleh situasi ini, dan mereka cenderung mencari pelarian melalui konsumsi. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumsi dapat berfungsi sebagai mekanisme koping dalam situasi stres, di mana individu merasa memiliki kendali atas satu aspek kehidupan mereka dengan melakukan pembelian. Hal ini sejalan dengan temuan yang menunjukkan bahwa Gen Z lebih cenderung menghabiskan uang untuk pengalaman dan barang-barang yang memberikan kepuasan instan, daripada untuk tabungan atau investasi jangka panjang.
Media sosial juga memainkan peran penting dalam memperkuat perilaku doom spending di kalangan Gen Z. Platform seperti Instagram dan TikTok sering kali menampilkan gaya hidup glamor dan tren terbaru, yang menciptakan tekanan sosial untuk berpartisipasi dalam konsumsi. Banyak Gen Z yang terpapar pada iklan dan konten yang mendorong mereka untuk membeli barang-barang yang mereka lihat, tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau kemampuan finansial mereka. Faktor konsumtif yang dilakukan oleh Gen Z ini juga dipengaurhi oleh promosi rutin yang dilakukan oleh para influenser pada aplikasi Instagram dan Tiktok. Banyak dari mereka yang semakin aktif membeli karena tergiur akan review bagus dari produk yang diiklankan. Penelitian menunjukkan bahwa media sosial dapat membentuk norma-norma dan
standar perilaku di kalangan pemuda, menciptakan lingkungan di mana konsumsi berlebihan menjadi hal yang biasa.
Namun perilaku doom spending ini membawa risiko signifikan bagi kesehatan finansial Gen
Z. Banyak di antara mereka yang terjebak dalam utang akibat pembelian impulsif yang tidak terencana. Penggunaan kartu kredit dan pinjaman online semakin meningkat di kalangan Gen Z, menciptakan siklus utang yang sulit diatasi. Penyalahgunaan penggunaan kartu kredit di kalangan Gen Z di Pangkalpinang semakin meningkat, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara pemahaman finansial dan praktik nyata yang dilakukan di lapangan. Hal ini menjadi perhatian serius, karena generasi muda yang seharusnya mempersiapkan masa depan finansial yang stabil justru terjebak dalam perilaku konsumsi yang merugikan.
Dampak dari doom spending tidak hanya terbatas pada aspek finansial individu, tetapi juga dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional. Ketika Gen Z terjebak dalam siklus utang dan pengeluaran berlebihan, mereka cenderung mengalami stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Konsumsi berlebihan yang didorong oleh stres atau kecemasan sering kali tidak disertai dengan peningkatan produktivitas, sehingga menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memberikan edukasi finansial yang lebih baik kepada Generasi Z, agar mereka dapat mengelola keuangan mereka dengan bijak dan menghindari perilaku konsumsi yang merugikan.
Secara keseluruhan fenomena doom spending di kalangan Gen Z di Pangkalpinang mencerminkan tantangan yang kompleks dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan tekanan sosial. Dengan meningkatnya pengaruh media sosial, munculnya influenser di Pangkalpinang, dan perubahan perilaku konsumsi, penting bagi generasi muda untuk menyadari dampak dari keputusan finansial mereka. Edukasi finansial yang lebih baik dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak dapat membantu Generasi Z untuk menghindari jebakan doom spending dan membangun masa depan yang lebih stabil secara finansial.
SUMBER REFERENSI
1.[FEB UBB](https://feb.ubb.ac.id/berita/menelaah-fenomena-doom-spending-di-kalangan- milenial-dan-gen-z-indonesia-dari-kacamata-marketing)