Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Salah Kaprah! Budaya Tolong dan Terima Kasih Dikatakan Boss

8 Januari 2017   10:58 Diperbarui: 16 Januari 2017   10:47 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: http://www.hipwee.com/)

Dalam suatu organisasi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah ada baiknya membudayakan kata TOLONG dan TERIMAKSIH. Salah kaprah jika kata tersebut mau disebut BOSS ketika memerintah. yang mengatakan demikian berarti orang tersebut kurang mengenyam bangku sekolah, pendidikan moralnya rendah, rusak parah sehingga mengharuskan untuk diinstall ulang. Kita kembalikan saja pribadi masing-masing mengartikan maksud dan tujuan berterimakasih terhadap orang lain, tinggi pangkatnya tetapi attitudenya dipertanyakan?. Andai masih ada selentingan mengatakan demikian, biarkan saja, anggap saja pujian tidak dan sepedas melambungnya harga cabai di pasar memaksa kita mengkonsumsi cabai busuk lantaran curah hujan tinggi, kata Pak Menteri.

Terimakasih adalah salah satu ajaran Islam. Rasulullah SAW dalam hadistnya menjelaskan, “Barang siapa diperlakukan baik oleh orang lain kemudian ia berkata kepadanya ‘Jazaakallah Khairan’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka ia telah memujinya dengan setinggi-tingginya.” (HR. Tirmizi, Al Albani berkata: ‘shahih’)

Kalimat Jazaakallah Khairan lebih luar biasa dibanding terimakasih atau sukron, kalau disimak lebih dalam, Jazaakallah Khairan itu gabungan dari beberapa kata ‘jaza’, ‘ka’, ‘Allah’, ‘khairan’. Jaza bermakna semoga memberi, membalas, menambah. Ka berarti kamu, Allah berarti menyebut asma Allah. Khairan berarti kebaikan. Memiliki arti “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan”.

Jangan lupa mengucapkan TOLONG apabila memerintah, dan ucapkanTERIMAKASIH apabila perintah sudah dikerjakan. Banyak cara untuk mengatakan terimakasih dalam bahasa asing seperti Jepang memiliki khas ucapan terimakasih ARIGATO GOZAIMASU, Inggris THANK YOU, Italia mengatakan MOLTE GRAZIE, Prancis menyebutnya MERCI BEAUCOUP, di Jerman DANKE, Spanyol GRACIAS, dan tentu negara lain memiliki rasa menghargai kerja orang lain lebih baik. Berbagai daerah di Indonesia juga memilki rasa terimakasih dengan berbagai ucapan, semisal di Jawa MATUR NUWUN, Sunda HATUR NUHUN, Jambi TERIMO KASIH, Bali MATUR SUKSEME, Toraja KURRUSUMANGA’, Manado MAKASE, Maumere EPANGGAWANG dan sebagainya.

Khususnya kepada SEKURITY, CLEANING SERVICE, OFFICE BOY, SOPIR agar pekerjaan lebih merasa dihargai sekaligus motivasi terhebat dari sebelumnya. Tanpa niatan disebut BOS, akan tetapi selalu ada salah persepsi antara yang merintah dan diperintah, profesi lain dianggap remeh-temeh sejatinya tanpa kehadiran mereka, sistem birokrasi tidak berjalan sesuai struktur organisasi. Contoh, mustahil Kepala Bidang memerintah Kepala Kantor faktanya Kepala Bidang hanya berani memerintah tenaga SEKURITY, CLEANING SERVICE, OFFICE BOY, SOPIR, HONORER.

Ini menandakan bahwa Indonesia masih menjunjung tinggi budaya timur, saling menghargai satu sama lain. Pemuda  menghormati usia tua atau yang di tuakan. Orang tua menghargai yang muda, karena itu warisan pahlawan nasional kita. Meski kita pernah terjajah puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Jangan lagi terapkan mental-mental penjajah karena untuk menjadi pemimpin tidak mudah, tidak hanya gelar tinggi, titel untuk menduduki sebuah eselon, hingga sisa-sisa pengabdiannya paripurna, usai itu dilupakan, saya jami terjadi. 

Begitupun kelak saya, jika pensiun pasti dilupakan malah ada yang kegirangan, sudah pakemnya demikian. Terpenting perilaku kepemimpinan tegas tapi tidak beringas, tidak arogan, peramah bukan pemarah, mempersatukan yang bercerai-berai, solid. Kepemimpinan cara arogan membuat rendah posisi kita dimata bawahannya.

Bawahan juga manusia bukan ROBOT, mereka memilki perasaan, posisilah yang membedakan. Pelampiasan amarah BIROKRAT ketika perintahnya tidak berjalan sesuai kehendak hati akan sering terjadi menampakkan taring tumpulnya tak bertaji, dihadapan level atasnya melempem, itu artinya pemimpin seperti ini masih mewarisi darah kompeni mau disebut berkuasa. Sebaliknya tatkala meeting strktural hanya manut, memuji, setuju, padahal dalam hatinya menolak, selesai meeting koar-koar dalam sangkar didepan bawahan yang tidak mempunyai power melawan kebijakan, salah-salah malah dianggap musuh yang harus disingkirkan. Cobalah keluar sebagai katak dalam tempurung.

Makassar, 8 Januari 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun