Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Go Wild for Life, Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016

7 Mei 2016   15:26 Diperbarui: 17 Mei 2016   12:40 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.alamendah.org

alamendahorg-572da538b49373800d7a476f.jpg
alamendahorg-572da538b49373800d7a476f.jpg
Logo Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Kali ini saya akan menulis berita ringan, sejenak melupakan tragedi berdarah yang memiriskan. Kejadian tersebut dijadikan pelajaran berharga agar saling toleransi dalam bersosialisasi. Tulisan ini serius tapi santai (SERSAN), dimana selama ini pemberitaan media cetak dan online disesaki berita menyeramkan hingga menyayat hati.

Dimana tulisan ini mengingatkan kita unuk menjaga kebersihan lingkungan, sebagaimana tagline “kalau tidak mau membersihkan, jangan mengotori”demi terciptanya lingkungan bersih, hijau dan lestari. Isu lingkungan hidup semakin hari senakin menjadi isu yang sangat penting untuk ditangani. Persoalan lingkungan tidak semakin membaik, penanganan perbaikan belum sebanding dengan peningkatan persoalan lingkungan. Kondisi diperparah dengan terjadinya fenomena perubahan iklim begitu ekstrem.

Saya mengajak Aktivis Lingkungan, LSM, serta para stakeholders yang consern terhadap lingkungan dapat mengubah paradigma bahwa isu pembangunan berkelanjutan“sustainable development” tidak merupakan krisis semata, akan tetapi bisa menjadi peluang untuk melakukan pemulihan dan perbaikan lingkungan sekaligus mengatasi krisis ekonomi, atau dengan kata lain “mengubah krisis menjadi peluang”. Melalui semangat Lingkungan Hidup dan Kehutanan perangi perdagangan satwa liar yang dilindungi, tanggal 5  Juni jadi pengingat manusia peduli terhadap lingkungan dan satwa liar yang dilindungi, bukan malah menjual belikan demi memperkaya diri. Peristiwa penting ini merupakan momentum tepat untuk introspeksi diri dengan turut andil mensukseskan peringatan Hari Lingkungan Hidup 2016  sedunia (World Environment Day 2016) melalui tema Go Wild for Life.

Hari Lingkungan Hidup atau World Environment Day (WED) merupakan salah satu bentuk kampanye global terbesar terkait pelestarian lingkungan dan hutan. WED bertujuan untuk menginspirasi setiap orang di bumi untuk mengambil tindakan dalam melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan.

Kali ini mengangkat isu tentang perdagangan ilegal satwa liar. United Nations Environment Programme (UNEP), program lingkungan PBB, yang kemudian “tanpa kompromi dalam memerangi perdagangan ilegal satwa liar” sebagai isu utama Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2016.

Sasaran utama adalah memerangi perdagangan ilegal satwa liar. Tema ini diwujudkan dalam sebuah slogan, Go Wild for Life.Di mana perdagangan ilegal satwa liar telah mengakibatkan mengikisnya keanekaragaman hayati di bumi dan mengancam keberlangsungan hidup spesies yang mengagumkan seperti badak, harimau, dan gajah. Satwa-satwa liar tersebut saat ini menjadi hewan langka yang terancam punah.Go Wild for Life,mengajak semua penduduk bumi untuk memerangi perdagangan ilegal dan tidak memberikan toleransi terhadap perdagangan ilegal satwa yang dilindungi.

Sehingga diharapkan menjadikan World Environment Day sebagai kekuatan inspiratif dari tindakan individu yang secara kolektif akan menjadi kekuatan yang besar dalam melakukan perubahan positif terhadap kehidupan di bumi.

Di Indonesia sendiri, lebih dari 270 spesies hewan telah terancam punah dengan statusCritically Endangered dan Endangered.Dari jumlah tersebut, hewan dari kelas mammalia menduduki peringkat tertinggi dengan jumlah spesies yang terancam mencapai 91 spesies. Disusul oleh beraneka jenis burung (Aves) dengan jumlah spesies terancam mencapai 56 spesies, Malacostraca (26 spesies), Actinopterygii atau ikan bersirip kipas (19 spesies), Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan (16 spesies), Insekta, Anthozoa, dan Reptilia (masing-masing 14 spesies), serta Amphibia (12 spesies).

Beberapa dari ratusan hewan langka di Indonesia itu antara lain:

  1. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
  2. Kanguru Pohon Wondiwoi (Dendrolagus mayri)
  3. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
  4. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
  5. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
  6. Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi)
  7. Elang Flores (Nisaetus floris)
  8. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
  9. Burung Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)
  10. Katak Merah (Leptophryne cruentata)
  11. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
  12. Celepuk Siau (Otus siaoensis)
  13. Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
  14. Gagak Banggai (Corvus unicolor)
  15. Tarsius Siau (Tarsius tumpara)
  16. Beruk Mentawai (Macaca pagensis)
  17. Gajah Sumatera (Elephas maximus)
  18. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
  19. Simakobu (Simias concolor)
  20. Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
  21. Kera Hitam Sulawesi ( Macaca Maura)
  22. dst

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun