Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah Bikin Gaduh di Medsos KEI, Bu Guru Trinurhayati Minta Maaf, Akhirnya!

4 November 2021   17:41 Diperbarui: 4 November 2021   17:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permintaan Maaf bu guru Trinurhayati (tangkapan layar medsos KEI)

Iedham Happy Arie meyebutkan,
Perlu belajar lebih tentang perundungan. Jika perlu buat pernyataan tertulis. Tanda tangan diatas materai, disaksikan oleh kepala sekolah dan wali murid yg dirundung. Tambah pihak kepolisian.

"Buka tutup masker,, menghadap k kamera muka x,,  jgn lwt samping itu,,, guru TDK ber akhlak," tandas Riski Kritik.

Akun Sstar Ierha Agusni menyebutkan, "Mudahan suatu hari ibu tri ketemu jodoh dan punya anak.anak nya sehat ya bu,ngak kena epilepsi,".

"Harusnya waktu ngomong itu maskernya di buka terus waktu minta ma'af mukanya langsung menghadap ke kamera nggak dari samping gitu ,berarti nyalinya Bu guru itu ciut," tegas pemilik akun Verlita Febianca.

Riski Susanto berkata, Minta maaf Bukan Menghadap Kepala sekolah.. minta Maaf Live ke Group KMI.

"Saya sebagai orang tua ode memaafkan bu guru tp Sebenernya kurang etis maskernya dibuka menghadap ke kamera baru minta maaf bu guru tp ngak apa2 yg penting udah minta maaf semoga temen2 memaafkan ,sekarang bayak berdoa sm allah semoga kita di beri kesabaran ,kekuatan kesehatan ,rezki. ayo semangat demi kesembuhan anak2 kita jangan patah semangat temen2," tulis Doo Ree Mii memberi semangat kepada teman-teman grup KEI.


Bagaimana pun caranya bu guru ini meminta maaf kepada ODE perlu mendapat apresiasi, pasalnya niat baik tersebut lahir dari penyesalan yang pernah bu guru Tri lakukan.

Memang penyesalan itu datangnya terlambat, toh demikian permintaan maaf dari Kepala Sekolah SDN I Bakulan Purbalingga ini menjadi jaminan bu guru Trinurhayati tidak akan mengulangi perbuatan serupa.

Semoga tidak ada lagi kejadian serupa yang membully atau melecehkan Epilepsi.  Dan tugas kita adalah memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang epilepsi.

"Bahwa Epilepsi layak hidup normal dan diterima dengan baik ditengah masyarakat. Epilepsi bukan penyakit kutukan, bukan kesurupan, tidak menular dan bukan penyakit memalukan," pungkas Melky Oktav.

Manusia memang makhluk lemah, meskipun dirinya merasa paling kuat setengah dewa, tentunya tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Terlepas dari perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, pastinya sebagai manusia bu Trinurhayati telah menyesali perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun