Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Neraka Itu, Ruko Mirah Namanya

23 September 2018   11:20 Diperbarui: 23 September 2018   11:46 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neraka Itu, Ruko Mirah Namanya (sumber gambar: news.detik.com)

Tragedi penyekapan ketiga anak di Kota Makassar ini memang paling menyita berbagai publik di kota Daeng, termasuk menggerakkan hati Ramdhan Pomanto, selaku Walikota Makassar turun langsung menyaksikan kondisi ketiga bocah malang ini.

Padahal Meymey alias Acci (31) tahun ini terbilang pengusaha sukses yang seharusnya mengayomi anak-anak, meskipun statusnya adalah anak angkat atau adopsi, bukankah sebelum mengadopsi anak ada proses berupa perjanjian hitam di atas materai antara pengasuh sebelumnya dengan pengasuh baru, ini juga harus digaris bawahi Pemerintah Kota Makassar dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Selain dikuncikan pintu, Meymey alias Acci (31) juga pelaku KDRT, karena terbukti dengan banyaknya luka-luka yang ada dalam tubuh kedua anak itu. Apalagi yang paling kecil sering dibanting.

Pelaku terbilang tertutup terhadap tetangga, kurang berinteraksi dengan warga sekitar. Pihak kepolisian meningkatkan status Memey  menjadi pelaku penyekapan serta pelaku kekerasan terhadap anak.

Menurut keternagan tetangga, selama bermukim, di ruko ini Meymey alias Acci tidak pernah melapor kepada pengurus rumah tangga ataupun kepada tokoh masyarakat setempat, orangnya dikenal tertutup sehingga warga sekitar tidak tahu banyak atas aktivitas ibu muda ini. Setahunya ibu ini mengadopsi tiga orang anak berinisial AW (10), FN (5) dan DV (2). Warga baru tahu dari media bahwa ketiganya mendapat perlakuan yang tidak layak dari orang tua angkatnya.

Kasus ini pelajaran berharga bagi panti asuhan, agar lebih selektif terhadap seseorang yang akan mengadopsi anak-anak, agar kasus kekerasan pada anak-anak tidak terulang kembali. Tentu saja ini berdampak pada tumbuh kembangnya ke jiwa mereka, memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kejiwaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun