Mendatangi kota D.I. Yogjakarta tak lengkap rasanya tanpa mengunjungi Candi Prambanan. Saya berani katakan semua wisatawan baik domestik maupun mancanegara mengenal Yogjakarta, selain Denpasar Bali. Memang diakui kedua kota tadi penghasil devisa bagi negara Indonesia.
Khusus Yogjakarta, terdapat berbagai tempat tujuan wisata, antaranya Keraton Yogjakarta, Alun-alun Kidul, Taman Sari dan yang paling populer tujuan wisata favorit anak muda-mudi adalah Malioboro. Ditempat tersebut kita akan menemui berbagai jenis manusia, kita juga akan dimanjakan berbagai kuliner khas kota Gudeg ini.
Puluhan pedagang pakaian batik berjejer seakan menghipnotis para berbelanja disana, dan kita akan mudah mendapatkannya di pasar Bringharjo Yogjakarta. Kita juga akan disuguhi bangunan fenomenal berupa Tugu yang menjadi ikon kota pelajar julukan lain buat Yogjakarta, sebab disitu terdapat sebuah perguruan tinggi paling populer, yaitu Universitas Gajah Mada (UGM).
Seakan waktu tak pernah berhenti meramaikan Jogja, khususnya para pelancong memadati kawasan wisata di Yogyakarta. Salah satu tujuan wisata adalah Candi Prambanan, yang berada tepat diperbatasan wilayah Yogyakarta. Candi Prambanan, sebagai salah satu Candi yang berada di Yogyakarta. Selain itu adapula Candi Borobudur, Candi Boko, Candi Sewu, dan bangunan bersejarah lainnya.
Namun, untuk liburan tahun ini, saya hanya berdiam diri di rumah teman sementara kedua anak saya berpetualang untuk menyempatkan diri menikmati indahnya bangunan Candi Prambanan.
Setibanya disana, menurut anak saya ternyata Candi Prambanan dapat dikatakan lebih sepi pengunjung. Maklum, pas ke sana memang selepas hari libur sekolah. Selain itu pun kondisinya panas, lantaran anak saya tiba di Candi Prambanan pukul 11.00 WIB siang yang mempengaruhi daya jelajah di kawasan Candi Prambanan.
Biaya tiket masuk ke dalam Candi Prambanan untuk dua orang mencapai Rp 40 ribu per orang. Meski merogok kocek cukup dalam, tetapi liburan disini tetap menyenangkan. Seperti yang di ceritakan anak saya, tinggi dan kokohnya Candi membuat saya terkagum, bagaimana tidak, sebuah bangunan ini terbuat dari batuan. Sejarahnya sendiri pun sudah banyak terdengar bagi warga Indonesia.
Tidak hanya wisatawan lokal saja yang menikmati liburan bernilai sejarah ini, wisatawan asing pun antusias mengunjungi megahnya Candi. Candi Prambanan, merupakan warisan sejarah yang harus dijaga bersama, agar kelak bermanfaat bagi anak cucu kita. Â
Guna mewujudkannya, mulailah perkenalkan warisan sejarah nenek moyang tersebut sejak usia dini, hal ini perlu apa lagi era kehidupan digital ini perlahan namun pasti menggerus wawasan anak-anak kita untuk meramaikan wisata sejarah yang bernilai pendidikan.
Mereka (anak-anak.red) dininabobokan oleh kecanggihan gawai android, dengan segala konten tersedia didalamnya, padahal kita tahu bahwa untuk membangun sebuah candi tidaklah semudah membalik telapak tangan, bahkan orang tua jaman sekarang lebih mendidik anaknya untuk mendatangi pusat perbelanjaan atau Mall ketimbang mengunjungi tempat wisata bersejarah seperti Candi, museum bersejarah, Makam-makam para Pahlawan.Â
Meski cuaca kurang bersahabat kedua anak saya tadi nekat pergi ke Candi Prambanan dengan menyewa kendaraan roda dua atau Motor. "Lebih cepat sampai dan ongkosnya murah," kata anak saya.
Begitu menyusuri pintu masuk, kita bisa melihat warga yang ramai berfoto berlatarbelakang Candi Prambanan. Banyak yang mengabadikan moment langka tersebut dengan kamera handphone dan juga kamera digital yang mereka bawa untuk liburan di Yogyakarta, jadi untuk mengunjungi Candi Prambanan biarlah anak-anak saya bisa melihat langsung kemahsyuran candi.
Teriknya mentari siang hari tak dihiraukan anak-anak saya. Suasana di dalam Candi Prambanan, tampak ramai oleh pengunjung, menikmati kokohnya Candi Prambanan ditengah gerusan jaman yang mulai edan ini.
Mari wariskan peninggalan bersejarah bangsa Indonesia ini kepada anak cucu kita, agar kelak mereka lebih menghargai warisan negeri sendiri dari pada warisan negara asing.