Garsini turun dari KRL di Stasiun Pocin alias Pondok Cina.
Fheew... berdesak-desakannya luar biasa!
Kakinya yang sebelah pun rasanya belum sempat menapak sejak dari Stasiun Depok Baru. Menggelantung, diombang-ambingkan kereta bersama para penumpang lainnya. Anehnya mereka suka banget bergerombol di dekat pintu. Buuukk! Tiba-tiba ada yang meninju punggungnya. Lumayan keras. Garsini sampai meringis kesakitan dibuatnya. Diliriknya orang lancang itu. Rika, si Bubble Gum. Digelari begitu karena kegilaannya pada permen karet.
"Hei, Tomboi! Ngapain bengong aja di situ?"
Tomboi? Garsini melirik penampilan Rika. Wah, enak saja mengatai orang. Justru dialah yang ngoboy habis, tak pedulian, dan serba praktis. Gadis itu memakai miniskirtdengan atasan kaus ketat. Ia sendiri hari ini memilih kemeja gombrang yang dipadankan dengan celana jins belel. Semasa SMU, dia lebih sinting soal penampilan. Dia punya grup band cewek, namanya Bujal Calawak, artinya pusar mangap. Gengnya gadis semua, kuartet. Ada Dian, si Cemeng, yang bibirnya suka nyerocos. Norma Kribo dengan rambut superkeriting. Lalita Dower yang bibirnya seksi mirip Titi D.J. Terakhir dirinya yang digelari Tomboi, sang vokalis Bujal Calawak.
Begitu lulus SMU, semuanya bubar bertemperasan. Dian ke Unila, Lampung. Norma ke Unibraw, Malang. Lalita dapat Unpad, Bandung. Dia sendiri termasuk lima orang dari sekolahnya yang berhasil masuk UI. Siapa sangka anak-anak seliar mereka ternyata berkelas juga dan memiliki IQ tinggi?
"Ayo nungguin apa? Kok celingak-celinguk begitu?" Garsini menggoda teman sekuliahnya itu.
"Harusnya aku yang bertanya, ngapain kamu di sini?"
"Nunggu ojeklah.... Emangnya nunggu tukang cendol apa?" Garsini tak kalah membanyol.