Mohon tunggu...
Pinus Jenal
Pinus Jenal Mohon Tunggu... Administrasi - Be the best

Dunia ini adalah lahan, mari bertanam kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamban Sehatku Bukan di Sungai Kapuas

20 Juli 2019   02:08 Diperbarui: 20 Juli 2019   02:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Kalimantan adalah pulau warisan. Warisan leluhur yang merupakan anugerah Tuhan YME untuk bisa dijaga dan dilestarikan. Di tanah borneo in berbagai kekayaan alam dan isinya melimpah. 

Dari daratan maupaun sumber air begitu melimpah. Daratan borneo begitu banyak aliran sungai. Sungai terpanjang di Indonesia bahkan ada di Tanah borneo ini. 

Sungai Kapuas atau sungai Kapuas Buhang atau sungai Batang Lawai (Laue) merupakan sungai yang berada di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di pulau Kalimantan dan sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesiadengan panjang mencapai 1.143 km.

Nama sungai Kapuas diambil dari nama daerah Kapuas (sekarang Kapuas Hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas Hulu hingga muaranya disebut sungai Kapuas, namun Kesultanan Banjar menyebutnya Batang Lawai yang mengacu pada nama daerah Lawie atau Lawai (sekarang Kabupaten Melawi) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muaranya di sekitar kota Pontianak disebut Sungai/Batang Lawai.

Sungai sebagai urat nadi kehidupan perlu di jaga keberadaanya, tapi seiring waktu berjalan mari kita lihat kondisinya sekarang, berbagai pencemaran dan kerusakan mulai muncul dan terjadi seiring bertambahnya penduduk dan perilaku manusia yang kurang kesadaran dalam menjaga keberadaannya.

Salah satu aktifitas manusia yang bisa mencemari sungai adalah masih adanya aktifitas buang air besar (BAB) di aliran sungai. Jika zaman dahulu mungkin tidak menjadi masalah, karena jumlah masyarakat masih sedikit. 

Tapi seiring pertumbuhan penduduk maka aktivitas BAB ke sungai lamban laun menjadi sumber masalah pencemaran dan penyeberan penyakit.

kabardaerh.com
kabardaerh.com

Menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan kotoran manusia (jamban massal) tentunya berpotensi menimbulkan masalah kesehatan terhadap masyarakat luas yang juga mengunakan air sungai sebagai MCK (mandi cuci kakus). 

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI menggalakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. 

STBM menjadi acuan nasional untuk program sanitasi berbasis masyarakat sejak lahirnya Kepmenkes No 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis masyarakat.

STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional, yaitu:

        1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment)
        2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation)
        3. Peningkatan penyediaan sanitasi (supply improvement)
        4. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management)
        5. Pembiayaan
        6. Pemantauan dan evaluasi

Keunggulan program :

  1. Satu-satunya program yang mengusung non subsidi untuk pembangunan sarana jamban tingkat rumah tangga.
  2. Sampai saat ini masih menjadi program sanitasi yang terbukti paling cepat meningkatkan akses sanitasi dan perubahan perilaku higiene di Indonesia.
  3. STBM adalah satu-satunya program sanitasi yang menyasar langsung ke tingkat rumah tangga.
  4. STBM berfokus pada perubahan perilaku, bukan pembangunan sarana.

Pendekatan STBM selama ini banyak dilakukan didaerah rural atau pedesaan. Dengan pendekatan STBM, masyarakat mau berubah bahkan membuat fasilitas sanitasinya dengan biayanya sendiri. Penyadaran untuk melakukan perubahan perilaku untuk hidup bersih dan sehat juga sangat dibutuhkan dikawasan urban atau perkotaan. Apabila masyarakat dipedesaan saja bisa dipicu dan dirubah pola pikirnya dengan STBM, bukan tidak mungkin masyarakat perkotaan. 

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Program STBM memiliki indikator outcome dan output. 

Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indikatoroutput STBM adalah sebagai berikut :

  1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
  2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.
  3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
  4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
  5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

Seperti di kutip dari kabardaerah.com  SEKADAU, KABAR DAERAH KALBAR -- Tak mudah sebelumnya mengubah pola pikir masyarakat agar bisa hidup bersih dan sehat  terhadap lingkungan. Terutama tentang kebiasaan dalam Buang Air Besar (BAB). Hal itu yang dirasakan oleh Kepala Desa Nanga Kiungkang, Muhamdi.

Tanpa putus asa, ia mengajak masyarakat yang dulu sering melakukan BAB di Jamban terapung di sungai. Saat ini seluruh warganya sudah memiliki water closet (WC) disetiap rumah Ia menuturkan, pada 2015 lalu dari 595 Kepala Keluarga (KK) yang memiliki WC hanya 43 KK. 

Saat itu, kata dia, pihak desa membantu sebanyak 115 keluarga dengan satu closet dan dua sak semen. 

Berbagai usaha tersebut tentunya sebagai usaha maksimal dalam perbiakan derajar kesehatan masyrakat yang maksiSeperti yang kita ketahui bersama, tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. 

Dengan salah satu pendekatan yang sedang dijalankan oleh sektor Kesehatan yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat membawa masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan, diantaranya dengan pendekatan jamban sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun