Mohon tunggu...
pintukata
pintukata Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis Bebas.

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanna Lagi

2 Desember 2021   19:38 Diperbarui: 2 Desember 2021   19:48 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Sore ini porsi makanku berlebihan. Banyak sisa-sisa lauk yang ngga dimakan. Itulah dampak dari kurangnya kesadaran pada diriku perihal porsi. Kalian pasti menepis, ya jangan sampai lupa dong!. Pada titik inilah aku ingin tekankan pentingnya habituasi. Pembiasaan atas apa yang kita kerjakan, terlebih itu baik untuk diri.

            Memang tak selalu mulus. Ada saja rasa malas. Ada saja keinginan lain yang mengganggu konsentrasi. Ya, yang namanya manusia ya, tak luput dari rasa malas dan lupa. Dulu aku termasuk manusia pelupa. Terkadang aku lupa kunci kamar diletakkan di mana, lupa gosok gigi sebelum tidur. Yang terakhir biasanya disebabkan oleh gawai. Selepas penat seharian merevisi ulang mata kuliah yang disampaikan dosen hari itu, aku biasanya langsung merebahkan badan di atas kasur dengan mengulik-ulik gawai.

            Terakhir, aku bertekad selesaikan nonton series Hanna selama empat hari berturut-turut. Dalam semalam, aku bisa menuntaskan satu season. Mungkin tak banyak pelajaran yang ku dapat dari tontonan hiburan, tapi aku percaya kalau kita bisa memetik makna dari apa saja, pasti akan berdampak besar pada hidup kita.

            Contohnya saja, dalam series Hanna aku banyak belajar dari dia bagaimana bertahan hidup, selalu optimis, dan tentu berani. Aku sendiri cenderung pemalu dan menutup diri. Kadang saat berjumpa teman-teman dari negara lain saja, aku tidak begitu banyak bicara dan malu-malu memandang wajahnya, apalagi orangnya begitu indah seperti gadis-gadis Russia.

            Tapi aku tetap optimis akan perubahan. Sebab menjalani hidup adalah tentang perubahan, tentu berubah menuju yang lebih baik. Dalam proses tersebut kita dituntut untuk selalu berjuang. Ini bukan soal menang dan kalah. Sebab menang tiada artinya apabila kita terlena dan diam di atas sepiring kemenangan. Orang yang berhasil akan berpikir dialektis perihal menang kalah. Relasinya dengan sebuah permainan, yang menurutku ada permainan pendek dan ada permainan jangka panjang.

            Permainan pendeknya adalah menang kalah kita meraup gelar dan identitas di dunia. Tapi permainan panjangnya yaitu bagaimana kita tetap konsisten berupaya merubah karakter diri menjadi lebih baik, rendah hati, dan selalu menyebarkan kebaikan.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun