Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Politisasi Umroh

21 Juni 2018   16:06 Diperbarui: 21 Juni 2018   17:02 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang dalam konteks politik di Indonesia, kelompok Islam konservatif sedang naik daun, setidaknya sejak demonstrasi 212. Paling tidak fenomena ini telah digambarkan oleh Survei Alvara Research Center pada 2017 yang menyebutkan popularitas ormas Front Pembela Islam (FPI) meningkat dan posisinya saat ini berada di urutan ketiga setelah ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil survei lembaga tersebut, NU disebut merupakan organisasi yang paling dikenal dengan presentase 97 persen, Muhammadiyah 93,4 persen, sementara FPI 68,8 persen. Selain itu, FPI juga pada 2014 silam mengklaim mereka telah memiliki anggota sebanyak 7 juta yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Melihat hasil survei ini, setidaknya bisa dibilang, popularitas FPI tampaknya sedang dimanfaatkan oleh Prabowo melalui kedekatannya dengan sang Imam Besar, Rizieq Shihab.

#SangGelombang@PrijantoRabbani2 Jun

Pertemuan Prabowo, Amien Rais dan Sohibul Iman dengan Habib Rizieq di Makkah, tentu bikin cemas Koalisi Istana. #iDeasRabbani

LD@Linden_Dollar

cemas apa? koalisi itu sdh diprediksi dr awal. gerindra pan pks itu lg rebutan masa 212 yg katanya ada 7jt an. koalisi istana dr awal ud tau klo ex 212 itu ga bakal coblos jokowi jd dibiarin aja ga durangkul10:18 AM - Jun 2, 2018

Twitter Ads info and privacy

Selain itu, pertemuan tersebut dapat pula dimaknai sebagai taktik personal branding Prabowo yang ditujukan untuk memperoleh dukungan dari kelompok Islam konservatif. Kendati demikian, tampaknya perlu upaya ekstra, mengingat mayoritas hasil survei sejauh ini masih mengunggulkan Jokowi.

Misalnya, Poltracking menyebutkan elektabilitas Jokowi masih berada di puncak dengan 51,1 persen, sementara Prabowo berada di posisi kedua dengan presentasi 26,1 persen.

Tak hanya Poltracking, hasil survei Litbang Kompas pada 21 Maret hingga 1 April 2018 juga menunjukkan Jokowi masih unggul dengan presentase 55,9 persen, sementara Prabowo memperoleh 46,3 persen. Namun, survei memang dapat berubah-ubah, sejalan dengan sejauh mana kandidat tertentu dapat menciptakan branding-nya.  

Dewi Haroen dalam buku berjudul "Personal Branding" menyebutkan bahwa personal brandingmerupakan proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap aspek yang dimiliki seseorang, di antaranya adalah kepribadian, kemampuan atau nilai-nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan perspektif positif dari masyarakat.

Dalam kasus pertemuan ketiga tokoh di atas, tentu ini merupakan upaya untuk menciptakan citra positif Prabowo terhadap kelompok Islam di Indonesia. Setidaknya, citra yang positif dari seorang kandidat akan mampu menarik simpati publik maupun kepercayaan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun