Kalau kau bertanya padaku di awal Season 37, apa tujuanku, jawabannya akan lantang dan penuh percaya diri: "Immortal!" Ya, seratus bintang itu, puncak tertinggi di Mobile Legends, adalah target utamaku. Tapi, seperti kata pepatah, hidup punya rencananya sendiri, bukan? Status baru sebagai mahasiswa ternyata menyita lebih banyak waktu dan energi daripada yang kubayangkan.
Land of Dawn harus rela berbagi porsi dengan dunia nyata. Alhasil, mimpiku untuk meraih Immortal harus kutunda. Perjalananku musim ini berhenti di Mythical Glory bintang 79. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah sebuah kegagalan, tapi bagiku—yang sudah kelima kalinya mencicipi Glory—musim ini justru memberikan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada sekadar deretan bintang.
Musim ini memberikanku sebuah keluarga.
Di tengah-tengah kesibukan itulah, sebuah ide iseng tercetus: membuat squad. Namanya sederhana saja, "r FAMILY'S". Huruf 'r' itu adalah inisial yang entah kenapa terasa pas. Aku yang pertama kali memulai, memakai nama "PAPAH r.". Aku tidak menyangka, teman-temanku menyambutnya dengan begitu antusias dan kreatif. Lahirlah "ANAKE PAPAH r.", lalu disusul oleh anggota keluarga khayalan lainnya: ada yang jadi Kakak, Ade, bahkan Cucu. Kami menjadi sebuah keluarga di Land of Dawn.
Bermain bersama mereka rasanya berbeda. Tiba-tiba, aku menemukan kembali gairah untuk mencoba hal baru. Aku, yang biasanya setia pada role tertentu, mendadak jatuh cinta pada role Mage. Kimmy dan Xavier menjadi kanvas baruku. Setiap tembakan Energy Transformation Kimmy dan setiap laser Dawning Light Xavier terasa lebih berarti. Hingga akhirnya, kedua hero itu berhasil mencapai ranking tingkat kabupaten. Sebuah pencapaian kecil yang terasa besar karena diraih di musim yang penuh cerita ini.
Namun, dari semua pertandingan yang kami lalui, ada satu malam yang tidak akan pernah kulupakan. Malam di mana takdir mempertemukan "r FAMILY'S" dengan lawan yang di atas kertas seharusnya mustahil kami kalahkan. Di tim mereka, ada Selena Top 54 Indonesia. Nama-nama lain di skuad mereka pun bukan pemain sembarangan.
Aku ingat betul atmosfer di voice chat kami. Tegang, tapi tidak ada yang gentar. "Fokus," kataku. "Komunikasi, jangan putus." Pertandingan itu berjalan sangat sengit, dan ada satu momen yang terpatri jelas di benakku. Saat itu, aku melihat "ikan lele" Selena yang terkenal itu melesat cepat dari kegelapan, mengincar salah satu dari kami. Tanpa pikir panjang, aku langsung membuka ultimate Xavier. Melihat Abyssal Arrow itu hangus terbakar oleh Dawning Light milikku sebelum mengenai target adalah sebuah kepuasan yang luar biasa. Momen kecil itu seolah membakar semangat kami semua. Dengan kerja sama yang solid, kami berhasil membalikkan keadaan. Tulisan "VICTORY" yang muncul di layar malam itu terasa lebih manis dari kemenangan mana pun. Kami berhasil bukan karena skill individu, tapi karena kami bermain sebagai satu kesatuan. Sebagai keluarga.
Maka dari itu, akhir Season 37 ini terasa... tenang. Tidak ada euforia berlebihan, hanya rasa syukur. Bintangku memang tidak sampai seratus, tapi aku menemukan hal lain.
