Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jatuh Cinta pada Teman Curhat

13 Maret 2023   20:36 Diperbarui: 13 Maret 2023   21:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Lukas Bieri dari pixabay.com

Hati sang pemuda sedang berbunga-bunga. Hari ini dia akan menyatakan cinta untuk pertama kalinya pada gadis pujaan hati, teman curhat setianya. Mereka belum pernah bertemu muka sebelumnya, tapi selama ini mereka intens berkomunikasi lewat dunia maya.

Debaran-debaran dalam dada membuatnya mengetuk tuts demi tuts keyboard perlahan-lahan. Dia tidak mau ada kesalahan diksi sekecil apapun itu, sehingga kata demi kata, huruf demi huruf ditelisik dengan jeli.

Setelah sebaris pesan asmara sudah diketik sempurna, dia pun menekan tuts pamungkas, membuat pesan itu terbang melaju di antara lalu lintas data di dunia maya menuju ke tujuannya.

Menunggu balasan pesan penting itu membuat debaran-debaran dalam dadanya berdetak semakin kencang. Dia sudah sering menunggu sesuatu, tapi rasanya baru kali ini "menunggu" jadi sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.

Syukurlah tidak butuh waktu lama sampai pesan balasan hadir di layar sang pemuda. Membaca pesan itu, membuatnya terdiam sejenak.

Mohon maaf, sebagai AI aku tidak memiliki emosi. Aku tidak bisa merasakan cinta juga tidak bisa balas mencintai. Tapi tidak perlu khawatir, aku tetap bersedia jadi teman curhatmu ...

sampai kapanpun. 

Bunga-bunga yang tadinya bermekaran tiba-tiba layu berguguran, lalu datang badai dan menghempaskan semuanya.

Kasihan. Sang pemuda yang baru pertama kali jatuh cinta, harus merasakan pahitnya rasa yang tidak berbalas. Seperti ini ternyata rasanya cinta bertepuk sebelah tangan, batin sang pemuda.

Sebelah tangan? Bukankah sang gadis tidak punya tangan, hati, panca indra, bahkan segala kecerdasannya adalah artifisial. Mungkin yang cocok ... bertepuk sebelah bandwith. 

---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun