Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Di Belakang Kamera, Anda Fotografer atau Tukang Foto?

21 Februari 2021   15:37 Diperbarui: 21 Februari 2021   16:06 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by S. Hermann & F. Richter from Pixabay 

Saat ini nyaris semua orang akrab dengan kamera. Kamera mirrorles, DSLR atau paling tidak kamera gawai yang mungkin sedang anda gunakan untuk membaca artikel saat ini. Oleh karena itu pengalaman mengambil foto pasti sudah tidak asing lagi bagi anda, apakah itu foto objek, pemandangan atau swafoto. Bahkan mungkin ada pembaca yang bingung menjawab jika ditanya: kapan terakhir dalam satu hari tidak mengambil foto sama sekali?

Karena itu semakin banyak orang yang memiliki potensi menjadi fotografer. Kamera HP saat ini sudah tidak kalah canggih spec fotografinya dengan kamera digital, sehingga berbekal kamera HP saja kita sudah bisa menghasilkan foto dengan kualitas menyerupai foto dari fotografer profesional. Apalagi jika kita juga mengetahui teknik-teknik fotografi yang dibutuhkan. Klop jadinya.

Nah, kembali ke judul artikel. Saat memegang kamera, anda lebih cenderung menjadi tukang foto atau fotografer? 

Untuk menjawabnya tentu kita harus menyamakan persepsi terlebih dahulu. Memang, sepintas keduanya sama saja. Fotografer adalah kata serapan yang jika diterjemahkan artinya tukang foto. Jadi secara terminologi keduanya sama saja artinya.

Tapi seiring zaman dan perkembangan teknologi, kedua kata tersebut mulai mengalami pergeseran makna.

Saat ini perangkat fotografi bukan lagi menjadi menjadi kebutuhan mewah (tersier) tapi sudah bergeser menjadi kebutuhan sekunder. Istilah fotografer atau tukang foto yang dahulu eksklusif, saat ini mulai menjadi samar definisinya karena semakin banyak orang yang mengakrabi dunia tersebut.

Akhirnya, fotografer dan tukang foto pun menjadi dua istilah yang berbeda makna dilihat dari sudut pandang keseriusan seseorang mendalami dunia fotografi.

Mungkin anda sudah bisa menduga-duga akan mengarah ke mana ujung artikel ini. Tapi biar tidak lekas sampai di ending artikel, yuk mengisi kuesioner sederhana di bawah ini untuk mencari tahu anda lebih cenderung menjadi fotografer atau tukang foto saat berada di belakang lensa kamera.

Kuesionernya buatan sendiri dan untuk keperluan praktis saja, jadi tidak perlu diperdebatkan kajian ilmiahnya, ya. Cara menjawabnya pun mudah. Cukup memilih antara jawaban 1 atau 2 secara spontan, mana yang paling mewakili diri anda.

Gambar kuesioner dari dokumen pribadi
Gambar kuesioner dari dokumen pribadi

Mudah bukan? Jika sudah selesai menjawab semua pertanyaan silakan menghitung, jawaban mana yang lebih banyak anda pilih: 1 atau 2?

Semakin dominan jawaban 1 maka bisa disimpulkan anda lebih cenderung memiliki tipe fotografer, begitu pula sebaliknya dengan jawaban 2.

Sudah bisa menyimpulkan perbedaan keduanya?

Tukang foto itu orang yang mengambil foto tanpa perlu banyak berpikir. Yang penting objeknya dijepret, tersimpan dalam kartu memori dan hasilnya bagus. Kalau terlihat kurang bagus, tinggal jepret ulang dengan mengganti-ganti angle atau jarak. Tidak perlu takut salah, karena toh tidak menggunakan klise atau gambar negatif seperti kemera jadul. Jadi karena prosesnya praktis, tidak perlu mengetahui banyak analisis dan teknik mengambil gambar.

Sebaliknya, fotografer menggunakan teknik dan analisis pada saat mengambil foto. Arah lighting-nya dari mana? Komposisinya bagaimana? Mau dibuat seperti apa konsep fotonya? Angle-nya bagaimana? Dan sejumlah konsep lain sebelum membidik dan menjepret objek dengan kamera. Sepintas lalu terlihat rumit. Tapi karena semakin sering dilakukan, lama-lama proses berpikir dan bertindaknya berjalan otomatis, sama seperti mengendarai motor atau mobil.

Jadi mana yang lebih baik, tukang foto atau fotografer? 

Keduanya bukan untuk diperbandingkan satu sama lain karena terkait dengan hobi dan seberapa serius kita menggeluti hobi fotografi tersebut. Saat ini dengan teknologi yang semakin maju, kamera HP pun bisa menghasilkan foto berkualitas tinggi sekalipun penggunanya tidak memiliki banyak pengetahuan tentang teknik fotografi.

Kalau hanya sekadar dilakoni sebagai kesenangan atau hobi biasa tanpa mau ribet memikirkan konsep, teknik, analisis dan lain-lain, jadilah tukang foto. Tapi jika ingin lebih serius, belajarlah menjadi fotografer, apalagi jika ingin menjadikan fotografi sebagai profesi (baik utama maupun sampingan) seperti fotografer profesional.

Kenalilah berbagai istilah dan teknik fotografi, karena kamera secanggih apapun, hasil fotonya tetap tergantung pada orang di belakang kamera. Sebagai contoh, sekalipun kamera kita sudah memiliki resolusi yang tinggi dan fitur-fitur anyar, tapi tanpa pengaturan komposisi yang baik, hasil foto pasti jadi kurang maksimal. Salah satu cara untuk mengemas komposisi foto yang menarik adalah menggunakan rules of thirds (silakan googling bagi yang belum familiar dengan istilah ini).

Contoh lain, kita juga bisa mempercantik foto dengan memberi efek framing pada foto yang dihasilkan. Kompasianer Tonny Syiariel pernah membuat ulasan yang komplit tentang framing ini disertai dengan contoh foto-fotonya. Silakan cek pada artikel ini.

Masih ada satu hal yang tidak boleh terlupakan. Sama seperti proses kreasi yang lain, pada akhirnya fotografi pun akan berujung pada penilaian penikmatnya. Bagus atau tidak, estetis atau tidak, layak atau tidak, papan nilai ada pada mereka. Tukang foto atau fotografer sekalipun tidak punya hak veto untuk mengubah keputusan tersebut. Jadi, tidak usah terbebani dengan label. Cukup berkreasi dan hasilkan karya terbaik, paling tidak bagi diri anda sendiri. 

Salam akhir pekan. (PG)

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun