Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ini Makna Pertemuan Jokowi dan Prabowo di MRT

13 Juli 2019   16:01 Diperbarui: 13 Juli 2019   18:59 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Jokowi dan Prabowo | Gambar dari kompas.com

Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya pertemuan antara bapak Jokowi dan Prabowo pun terealisasi siang ini (13/7). Lokasi pertemuannya juga anti mainstream. Bukan di perkantoran, di gedung yang megah atau tempat-tempat formal lainnya, tetapi di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Lanjutan pertemuan pun dilangsungkan di dalam kereta MRT yang berjalan menuju stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat.

Foto dan video pertemuan ini sudah banyak beredar di dunia maya dan diberitakan media-media mainstream.

Pesan Pertemuan

Ide untuk melangsungkan pertemuan antara dua tokoh sentral yang menyedot atensi dan emosi masyarakat berbulan-bulan lamanya di sarana publik itu tentu punya pesan-pesan kuat. Ide ini datang dari Pak Jokowi. Selama ini Pak Jokowi memang kerap menggunakan simbol-simbol untuk melakukan komunikasi politiknya.

Bapak Prabowo pun cukup antusias dengan ide pertemuan ini. "Hari ini sebagaimana saudara-saudara saksikan, saya dan Pak Joko Widodo bertemu di atas MRT. Ini juga gagasan beliau. Beliau tahu bahwa saya belum pernah naik MRT. Jadi saya terima kasih Pak, saya naik MRT, luar biasa. Ya, kita bangga bahwa Indonesia akhirnya punya MRT yang bisa membantu kepentingan rakyat," ucap Prabowo sebagaimana dikutip portal berita kompas.com hari ini.

Dari pernyataan ini kita jadi bisa menarik kesimpulan dari pertanyaan: apa kira-kira makna dari tempat pertemuan kedua tokoh yang tidak biasa ini?

MRT (Mass Rapid Transit) adalah fasilitas transportasi publik yang fungsinya untuk menunjang kelancaran transportasi masyarakat sekaligus membantu mengurangi kemacetan ibu kota.

Jadi pesan utama dari pertemuan tersebut adalah walaupun pernah berkompetisi habis-habisan meraih posisi tertinggi dalam pemerintahan di negeri ini, kedua tokoh mesti selalu sadar, segala perjuangan tersebut harus selalu berujung kepada kedaulatan dan kesejahteraan rakyat. Tidak ada gunanya memenangkan kompetisi tersebut, kalau pada akhirnya bukan rakyat yang menikmati hasilnya.

Pertemuan dari stasiun yang dilanjutkan ke dalam MRT yang bergerak juga memberi pesan bahwa kedua tokoh sepakat untuk meninggalkan dan menanggalkan perbedaan-perbedaan yang mengakibatkan polarisasi dalam masyarakat beberapa waktu lalu. Sekarang sudah saatnya bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing untuk membawa bangsa Indonesia senantiasa bergerak ke depan, menuju ke arah yang lebih baik.

Jika masih ada pihak-pihak tertentu yang nyinyir dengan momentum pertemuan kedua tokoh bangsa ini maka bisa dipastikan mereka adalah pihak ketiga yang tidak ingin kedua tokoh bersatu padu dan membuat keadaan bangsa dan negara lebih sejuk dan damai.

Memang sebenarnya sejak permulaan pilpres sudah banyak yang mengingatkan bahwa bukan kompetisi pilpresnya yang berbahaya untuk keutuhan bangsa, tetapi pihak ketiga yang memboncengkan kepentingannya pada pilpres tersebut.

Waktunya Kembali Bersatu

Semoga pertemuan kedua tokoh bisa merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa. Harapan besar ini sangat penting untuk kita jaga dan capai bersama. Apalagi masyarakat juga nampaknya sangat mendukung hal tersebut. Di linimasa media sosial, twitter misalnya, tagar #03PersatuanIndonesia merajai trending topic sepanjang siang ini.

Sepertinya menyatukan kembali masyarakat kita yang terbelah selama ini memang jadi salah satu PR besar berikutnya. Tapi dengan upaya-upaya yang tulus dan sungguh-sungguh mulai dari tingkat elit politik sampai ke masyarakat akar rumput, hal ini pasti dapat tercapai.

"Ya, saya kira kalau sudah melihat para pemimpinnya sudah bergandengan, mestinya pendukungnya juga sudah selesai dan bergandengan semuanya," pesan Pak Jokowi. Ucapan ini diamini juga oleh Pak Prabowo. "Jadi Saudara-saudara, saya sangat setuju. Sudahlah, tidak ada cebong-cebong, tidak ada kampret-kampret, semuanya Merah Putih," ucapnya.

 Semoga demikian. Salam Persatuan Indonesia. (PG)

---

referensi: kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun