Mohon tunggu...
Al Huda Savero
Al Huda Savero Mohon Tunggu... Lainnya - Human

Usual human being

Selanjutnya

Tutup

Financial

China Meroket, yang Lain Nyusruk

23 Desember 2020   17:31 Diperbarui: 23 Desember 2020   17:48 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya Covid-19 ini sangat berdampak pada sektor kehidupan manusia, tak terkecuali sektor ekonomi. Hampir semua negara mengalami resesi termasuk Indonesia di dalamnya. 

Dan sebagaimana kita tahu China adalah negara pertama yang merasakan dampak Covid-19, namun untuk kondisi sekarang China mengalami pemulihan dan sejumlah data ekonomi menyatakan bahwa ekonomi China bisa bangkit jauh lebih kuat dari sebelum pandemi. Dan hal itu membuat kita penasaran apakah pandemi ini menguntungkan China? Dan seperti apa dampaknya terhadap dunia termasuk Indonesia.

Data per senin 7/12 kemarin China baru saja merilis data ekspor dan impor per November 2020, dan hasilnya China mencatatkan rekor surplus perdagangan yaitu sebesar 75.42 milyar USD atau senilai dengan >1000 triliun IDR. Dan surplus tersebut merupakan yang paling besar dalam catatan sejarah perdagangan China.  Dan angka tersebut di luar prediksi para analis yang mana para analis memprediksikan surplus perdaganga China hanya sebesar 53.5 milyar USD.

Dan jika kita lihat data ekspor per November 2020 sudah naik sebesar 21.1% dengan nilai sebesar 268.07 milyar USD. Dan angkanya begitu naik yaitu karena banyaknya permintaan barang yang tinggi seperti alat-alat kesehatan termasuk APD dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghadapi masa pandemi. 

Begitu juga barang elektronik yang meningkat karena banyaknya masyarakat dunia yang bekerja maupun belajar dari rumah. Alasan lain adalah, faktor kecepatan di China yang mana mereka cukup cepat dalam mengirim barang, sehingga hal itu lah yang membuat permintaan ekspor cukup meningkat belum lagi sekarang sudah memasuki akhir tahun, yang mana di momen akhir tahun seperti natal membuat orang banyak yang membeli keperluan seperti lemari es, microwave, dll.

Sementara dari sisi impor, China hanya mencatatkan sebesar 4.5% yang mana senilai dengan 192.65 milyar USD. Sehingga dengan adanya kedua nilai ekspor dan impor tersebut, yang mana nilai eskpornya lebih tinggi, hal itu membuat China mengalami surplus yang tinggi. 

Jika kita lihat China dengan rivalnya yaitu AS, kedua negara tersebut sudah berada dalam ring tinju semenjak Donald Trump menjadi presiden, dan pergulatan kedua negara tersebut mengakibatkan ekonomi dunia melumpuh, alasannya karena AS akhir-akhir ini lebih banyak impor yang mana barang-barang impor tersebut banyak dari China, dengan banyaknya impor, membuat AS mengalami defisit, sehingga hal inilah yang membuat Donald Trump menetapkan biaya masuk terhadap setiap barang yang masuk ke AS, dengan keputusan inilah yang membuat China tidak tinggal diam, China melakukan serangan balik dengan menetapkan hal yang sama seperti US.

Dari pergulatan itulah memengaruhi ekonomi dunia, didasari alasan China merupakan negara produsen, yang mana China banyak membeli bahan baku dari negara lain termasuk Indonesia, dan jika AS memberlakukan kebijakan tersebut memengaruhi tingkat produksi di China dan hal itu berdampak juga terhadap ekonomi Indonesia.

Dilansir dari cnbc.id, tim riset mereka mengatakan bahwa Indonesia terlalu bergantung kepada China, sehingga hal inilah yang membuat negara kita tidak mandiri dan sulit untuk menjadi negara maju. 

Berdasarkan pemaparan di atas, kita berharap sebagai publik, semoga ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih baik lagi, dan Indonesia dapat menjadi negara yang berdikari.

Sumber: cnbc.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun