Tabrakan itu amat keras. Citycar terhempas naik ke trotoar.
. . . . . . . .Â
Dua hari kemudian Toni terbangun di ruang IGD. Shery berdiri menangis di sebelah kakinya.
Dokter berseragam hijau datang memberi dua kabar: satu kabar baik, satu kabar buruk. Toni memilih yang buruk dulu.
Kabar buruknya, hasil CT-Scan menampilkan siluet sebuah glioma, sejenis tumor, di otak Toni. Sudah jatuh tertimpa tangga.
Berita baiknya? Tumor itu masih stadium awal dan jinak.Â
Dokter menjelaskan, biasanya tumor jenis ini baru terdeteksi setelah kondisinya lanjut dan berbahaya. Berkat kecelakaan tersebut, dokter dapat menemukannya sejak dini.
Pembedahan dilakukan. Glioma berhasil diangkat.
. . . . . . . .Â
Toni merenungkan apa yang terjadi dalam hidupnya dalam beberapa bulan terakhir.Â
Ia baru saja luput dari bahaya tumor yang bersarang di kepalanya karena sebuah kecelakaan waktu menjemput Shery yang ia kenal setelah kehilangan anjing kesayangannya.