Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pembunuh Senyap Itu Bernama "Gagal Ginjal"

13 Maret 2019   11:04 Diperbarui: 13 Maret 2019   19:00 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sakit ginjal(thinkstock/Tharakorn)

Menurut riset Kemenkes tahun 2013, penyakit ginjal yang sering terjadi di Indonesia adalah batu ginjal. Menurut riset tersebut, pria lebih rentan mengalami batu ginjal dibandingkan wanita.

Batu ginjal terbentuk dari penumpukan atau pengkristalan kalsium oksalat yang tidak digunakan tubuh. Dehidrasi atau kekurangan cairan meningkatkan risiko pengkristalan kalsium. Mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang, khususnya yang bersifat analgesik, juga berpengaruh besar.

Ayah mertua saya lama berkecimpung di bisnis perkayuan. Berpuluh-puluh tahun dihabiskannya keluar masuk hutan untuk mengawasi pengambilan kayu. Istri dan ipar saya beberapa kali diajak ke tempat kerja beliau. Merekalah saksi betapa iritnya beliau minum air, berjalan empat sampai lima jam masuk hutan cuma berbekal air minum dalam kemasan 600 ml. Padahal, secara medis, manusia dianjurkan minum air putih setidaknya dua liter setiap hari.

Para pekerja lapangan memiliki kebiasaan yang mirip. Dalam pengalaman saya, mereka yang berprofesi sebagai salesman rentan mengidap penyakit ginjal dan maag. Demi mencapai target omset, mereka sering menunda waktu minum dan makan. Ditambah, tidak selalu mereka menemukan warung makan di dalam rute operasinya.

Banyak orang menuding sayur bayam sebagai salah satu biang penyakit ginjal. Bisa jadi. Bayam memang banyak mengandung senyawa kalsium oksalat. Namun, sepiring bayam tidak akan langsung menyebabkan batu ginjal.

Pengobatan PGK

Secara umum, cuci darah (dialisis) adalah tindakan medis yang paling dikenal bagi penderita gagal ginjal. Tindakan ini dianjurkan bila fungsi ginjal cuma tersisa 15% atau kurang. Jenisnya ada dua: Hemodialisis dan Dialisis Peritoneal.

Dalam proses Hemodialisis, darah pasien disedot dan dipompakan ke dalam mesin dialisis untuk menyingkirkan partikel-partikel sampah dan kelebihan cairan. Keluar dari mesin, darah yang sudah bersih dipompakan kembali ke pembuluh darah. Proses ini memakan waktu tiga hingga lima jam dan biasanya dilakukan hingga tiga kali dalam seminggu.

Dalam proses Dialisis Peritoneal, darah dibersihkan ketika masih di dalam tubuh dengan memompakan cairan bersih ke perut. Partikel-partikel sampah yang terkumpul dari darah kemudian dikeluarkan.

Menurut data dari yayasanginjalindonesia.com, penderita PGK yang aktif cuci darah meningkat dari 30 ribu (2015) menjadi lebih dari 50 ribu (2016). Ini dapat menjadi indikasi betapa kesadaran masyarakat masih kurang terhadap gejala-gejala awal penyakit ginjal. Ketika disadari, penderita sudah sampai pada kondisi harus cuci darah.

Karena PGK tidak dapat disembuhkan, penderita bergantung pada dialisis seumur hidupnya. Ini adalah proses yang melelahkan dan agak menyiksa. Mungkin itu pula yang hendak dihindari oleh ayah mertua saya. Karena itu, sebagian besar penderita gagal ginjal berharap pada cangkok ginjal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun