Mohon tunggu...
Philip Anggo Krisbiantoro
Philip Anggo Krisbiantoro Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"_Cogito Ergo Sum_"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berburu Kebenaran di Kantong Kangguru

19 November 2013   11:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya mengikuti berita tentang hubungan Indonesia-Australia. Mulai dari para hacker yang saya rasa itu merupakan tindakan yang wajar dalam meretas banyak situs di Australia, karena bagaimanapun rasa nasionalis itu tidak bisa diingkari. Rasa nasionalis tersebut bagi saya bukan sesuatu yang dapat ditawar untuk segera diekspresikan. Para hacker yang saya yakin rata-rata adalah mereka yang berumur muda (dapat dilihat tiap cuitan dari akun twitter anonymous Indonesia).Pada hari itu mereka bertindak yang menurut saya adalah hal yang sangat tepat, hal ini dapat berkaca dari banyaknya berita tentang penyesalan Presiden SBY tentang tindakan Australia yang merugikan Indonesia dan PM Australia yang tidak menanggapi hal tersebut dengan serius. Jika pada saat itu para hacker tidak melakukan peretasan, dimana harga diri kita sebagai bangsa yang menjadi korban?Dan saya menyesalkan berbagai pihak yang terlalu lama dalam mengkaji hal yang seharusnya memerlukan tindakan dengan cepat. Termasuk pertanyaan retoris dari pemerintah kita terhadap Australia tentang kebenaran penyadapan tersebut. Karena bagi saya Snowden tidak akan menjadi buruan AS jika berita dari The Guardian tersebut tidak benar. Jika tidak benar, tidak mungkin ada negara yang sampai mau untuk memberikan perlindungan intenasionalnya. Oleh karena itu tindakan hacker Indonesia adalah hal yang sangat tepat dalam sudut pandang saya sebagai mahasiswa sok kritis ini.

Saya hanya tidak habis pikir, mengapa mereka tidak berkaca dari para pemuda Kartini pada masa pra-proklamasi. Dan mengapa mereka juga tidak menyendengkan telinga untuk kata-kata Bung Karno tentang pemuda. Dan memang benar, bukankah Hacker Indonesia telah mengguncang dunia? Dimana China yang sangat ditakuti dalam dunia peretasan itu? Karena sekarang para anonymous memang telah mengguncang dunia, terutama menggoncang dan membanting harga diri Australia dalam dunia cyber. Dan saya rasa, saya akan menjadi salah satu orang yang akan mengutuki jika tindakan para hacker tersebut dianggap sebagai sesuatu yang kriminal. Karena mungkin bagi saya mereka adalah cyber heroes untuk mempertahankan harga diri Indonesia. Karena nasionalitas tidak hanya sekedar menyoraki dan menunggu pemerintah untuk melakukan sesuatu.

Sekarang, walaupun pemerintah masih mencari bukti tentang kebenaran, sedikit banyak telah terkuak kebenaran itu. Mulai dari ketidakjelasan jawaban dari negeri kangguru tersebut, bahkan Dubes-nya yang bertele-tele. Sudah sarusnya kita menguatkan kaki untuk men-tackle kangguru itu dan membuka apa yang ada di kantongnya. Kantong yang berisi kebenaran yang membuka mata dunia. Pak SBY dulunya adalah army yang digentari, beliau pasti sudah memperkirakan apa yang akan terjadi jika tidak hati-hati, dan saya mengerti hal tersebut. Karena bagaimanapun hubungan diplomatik lebih penting dari peperangan yang memperburuk keadaan dua-duanya. Tindakan ini bagi saya benar, karena akan memposisikan Indnonesia di posisi yang membuat dunia memandang Indonesia pada posisi korban. Tetapi para hacker itu, saya juga sangat mendukung, karena kita tidak perlu membuang harga diri untuk membuat dunia melihat Indonesia sebagai korban.

Terakhir, tadi pagi saya membaca tentang Presiden yang menarik dubesnya dari Australia, bertepuk tangan saya karenanya. Hal yang sangat tepat untuk dilakukan. Ibarat pemburu yang terancam, pemerintah sudah menyiapkan senapan yang cepat atau lambat akan melukai si kangguru. Bapak SBY mungkin untuk saat ini BOLEH untuk TEGAS. Saya yakin dari 250 juta rakyat Indonesia, tidak ada yang tidak mendukung Bapak untuk berlaku tegas.

Jangan biarkan kangguru itu lepas dan terus meloncat tanpa kita mengejarnya, sehingga hilanglah kebenaran yang seharusnya milik kita. Sekarang sudah saatnya kita berpikir tentang julukan Australia sebagai negeri "Kangguru".

Ya, mereka akan meloncat meninggalkan waktu yang seharusnya milik kita untuk menerima kebenaran.

"Cogito Ergo Sum"

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun