Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdekakah Pendidikan Anak-anak di Sukabumi?

16 Agustus 2017   14:35 Diperbarui: 18 September 2017   00:07 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca Bersama. Sumber Foto : sabumiku.com

Sesungguhnya pertanyaan itu seperti pertanyaan tak perlu dijawab bagi penggerak literasi di Sukabumi. Kawan-kawan tersebut tampak mengetahui beberapa wilayah yang kondisinya sarana pendidikannya tampak runyam dan kurang perhatian. Apalagi kalau membicarakan fasilitas sekolah dan akses buku di berbagai pelosok Sukabumi. Jreng-jreng... Mau tak mau ya mereka itu menjadi pejuang untuk memberikan akses buku yang mumpuni bagi anak-anak di pelosok Sukabumi.

Daerah yang tak begitu pelosok seperti Kampung Cibiru, Desa Cicantayan, Kec. Cicantayan pun sempat runyam kalau membicarakan buku. Oh tetapi itu dulu, Kampung Cibiru sudah berdiri Rumah Baca Bambu Biru yang koleksi bukunya hingga 3.000 buku lebih lah sejak didirikan oleh kawan-kawan pada Bulan Januari tahun 2016. Taman baca tersebut hanyalah contoh yang mampu berdiri tegak mandiri menyediakan akses buku bagi anak-anak di lingkungan Kampung Cibiru.

Potret Pendidikan 3 Kampung di Sukabumi

Bagaimana kampung lainnya? Ada begitu banyak kondisi sarana pendidikan yang butuh perhatian ekstra, seperti SDN Kuta Luhur Kampung Cijangkar Desa Bantar Kalong Kecamatan Warung kiara Kab Sukabumi. Kampung Cijangkar yang lokasinya harus ditempuh dengan perjuangan tersebut pernah menjadi sasaran perhatian dari Relawan Sabumi Volunteer. Mereka pergi ke sana membantu menyebarkan buku untuk anak-anak di sana. Bahkan sampai fokus membantu seorang anak yang semangat sekolah dibalik kondisi badannya yang tidak sehat dan harus berjalan dengan tongkat ke sekolah.

Potret Ratih Semangat Sekolah. Sumber Foto: Sabumiku.com
Potret Ratih Semangat Sekolah. Sumber Foto: Sabumiku.com
Belum lagi kalau membicarakan bagaimana anak-anak menempuh medan berat dan jauh menuju sekolah. Cerita dari Kampung Ciseuti Rt 07/04 desa Rambay Kec Tegal buled Kab Sukabumi. Ada 7 orang anak yang setiap hari harus menempuh jalan 4 KM menuju SDC Cikawung. Para siswa tersebut harus pergi ke sekolah sejak pukul 05.30 WIB. Ketika musim hujan, anak-anak terpaksa meliburkan diri karena kondisi jalan yang sangat buruk dan susah dilewati oleh anak-anak,usia SD. Para relawan saja geleng-geleng kepala kalau harus datang ke kampung Ciseuti pada musim hujan.

Medan Juang Pendidikan di Kampung Ciseuti. Sumber Foto: sabumiku.com
Medan Juang Pendidikan di Kampung Ciseuti. Sumber Foto: sabumiku.com
Sementara itu di Kampung bagian lain, nama kampungnya adalah  Kampung Jelegong termasuk RT 06 Rw 03, Desa Buana Jaya Kecamatan Bantar gadung Kabupaten Sukabumi. Ada fakta menarik dari kampong tersebut, sebagian orang tua memberi ijin kepada anaknya untuk memulai sekolah dasar pada usia 8 tahun. Orang tua memutuskan hal tersebut, karena jarak sekolah SDN Bojong Koneng berada di desa tetangga berjarak 7 km. Kalau mau pergi ke sekolah menghabiskan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki. Aduhai bisa-bisa tua dijalan anak-anak SD.

Donasi Buku untuk Kampung Jelegog
Donasi Buku untuk Kampung Jelegog
Alasan lain, anak-anak mulai sekolah pada usia 8 tahun, kata ketua RT, "Kampung Jelegong memiliki kondisi jalan jauh dari sempurna dan sangat berat. Anak-anak yang telah berusia 8 tahun itu dirasa cukup kuat menapaki jalan nan jauh dan kondisi jalan yang tidak mendukung bagi anak-anak. Ada 20 orang anak usia SD,12 orang anak SMP,1 anak SMA, dan 1 anak remaja yang lagi melanjutkan kuliah di kota Bandung. 

"Anak-anak mah semangat kalau sekolah," Pak RT menjelaskan tentang keinginan anak-anak menempuh pendidikan. Orang tua juga mendukung pendidikan anak-anaknya, bahkan ada seorang ibu terus menjadi demi membiayai pendidikan anaknya sampai puncak tertinggi.

Merdekalah Pendidikan Anak-anak Sukabumi

Relawan yang tergabung dari berbagai komunitas yang memiliki focus pada mendukung sarana pendidikan, terutama akses buku ke kampung di pelosok Sukabumi terus bergerak. Mereka terus bergandeng tangan demi mendukung pendidikan terutama dari bahan bacaan demi memicu minat baca anak-anak di Sukabumi. Cerita tentang kondisi pendidikan selalu dihadapi dengan semangat dan tawa selalu mengalir ketika sukses memasuki kampong pelosok Sukabumi. Paling tidak, satu, dua, tiga, hingga puluhan kampong berhasil dimasuki dan melihat sendiri kondisi pendidikan di sana.

Suatu kali seorang relawan berkata, "yah walau buku tidak selalu ada, dan kantong kosong. Yang penting terus berjuanglah demi pendidikan anak-anak di Sukabumi. Toh mereka adalah generasi penerus kita." Semoga ya semoga. Merdekalah Pendidikan Anak-Anak Sukabumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun