Mohon tunggu...
Petrus Zai
Petrus Zai Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Airlangga

Saya mengajak generasi muda Indonesia untuk maju bersama mengawal proses pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kampanye Online untuk Siapa?

25 September 2020   11:49 Diperbarui: 25 September 2020   11:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Keputusan menyelenggarakan kampanye online Pilkada serentak 2020 merupakan babak baru dalam sejarah demokrasi di Indonesia. Pemilihan kepala daerah memang penting dalam sistem demokrasi di Indonesia, tetapi keselamatan dan hak-hak  masyarakat jauh lebih penting karena kepala daerah pun dipilih untuk masyarakat. Pandemik Covid-19 memang tidak dapat dihindari, tetapi bukan berarti masyarakat harus kehilangan hak mendapat informasi yang jelas dalam menentukan hak pilihnya akibat pelaksanaan Pilkada yang terkesan terlalu dipaksakan. Bukan tidak mungkin dilaksanakan jika disertai dengan kebijakan penerapan yang adaptif.

Selama ini, kampanye adalah satu satunya alternatif utama bagi masyarakat  sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihanya disetiap pesta demokrasi. Keputusan penyelenggaraan Pilkada serentak dengan sistem kampanya online secara tidak langsung merusak sistem demokrasi di Indonesia. Ini akan menjadi kegelisahan bagi masyarakat yang belum menguasai teknologi untuk mendapatkan informasi yang jelas sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Dengan kata lain, keputusan ini menempatkan masyarakat dalam  dilema petimbangan dan berpotensi menghasilkan pemimpin yang tidak mencerminkan keiginan masyarakat.

Tidak mustahil kebijakan ini dapat dilakukan, tetapi perlu ada pertimbangan yang jelas terhadap masyarakat didaerah pelosok dimana saat ini fasilitas jaringan internet belum sepenuhnya merata di Indonesia, tidak semua masyarakat menggunakan smartphone, dan tidak semua masyarakat mengikuti berita politik.

Daerah perkotaan yang menjadi pusat penyebaran pandemik Covid-19 disertai dengan fasilitas internet yang memadai seharunya tidak terlalu berdampak jika kampanye diselenggarakan secara online. Tetapi, daerah pelosok seharusnya perlu ada pengcualian mengingat fasilitas internet yang tidak memadai dan masyarakat yang masih belum sepenuhnya mengenal dunia teknologi. Apalagi saat ini masih banyak daerah peserta Pilkada yang tergolong daerah hijau. Bukan tidak mungkin kampanye offline tetap dilaksanakan, namun dengan tetap menjaga protokol kesehatan.             

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun