Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Catatan Bruder Elias Logo OFM bersama Petani di Ayam, Distrik Akat, Asmat

23 Oktober 2018   10:36 Diperbarui: 23 Oktober 2018   11:43 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan pertanian organik Distrik Akat, khususnya di lima kampung di pusat Distrik Akat, Waw Cesau, Ayam, Bayiw Pinam,  Cumnew dan Jowes  didukung oleh KOMPAK LANDASAN Papua. Sebelumnya, para petani sayur ini pernah mendapatkan pelatihan dan pendampingan  dari Romo Teguh Santoso, Pr dan Bapak Ferdinandus Loke  dari PSE KWI pada tanggal 2 September 2014, selama tujuh hari. 

Tema pelatihan berdasarkan inspirasi "Beriman Dalam Kumbangan Lumpur". Selain itu pendampingan kepada kelompok tani di daerah  Ayam juga mendapat perhatihan dari Dinas Pertanian Kabupaten Asmat. Karena itu, KOMPAK LANDASAN datang untuk melengkapi apa yang sudah dilakukan sebelumnya.

Secara teknis pertanian, teknik pertanian organik dengan cara bercocok tanam sayur-sayuran menggunakan sarana dan prasana yang diperoleh dari alam sekitarnya.  Penggunaan bahan lokal dari daerah setempat untuk menjaga dan memelihara ekosistem yang sudah ada dan sedang berlangsung dari generasi ke generasi sejak alam diciptakan agar mata rantai ekosistem ini tidak terputus di generasi kita dan generasi berikut tidak mendapat hidup dan makanan.

Penduduk di Ayam bisa hidup turun-temurun dengan cara 3S: "Sungai, Sagu, dan Sampan" tanpa bekerja keras di kebun dengan cara hidup bercocok tanam. Pola pertanian organik tidak menggunakan pestisida oleh petani untuk meningkatkan produksi. Sebab pola pertanian pestisida (pertanian konversial) membunuh dan meracuni mikro dan makro organisme bahkan makhluk hidup ciptaan Tuhan dan merusak lingkungan hidup. 

Pola pertanian kimia (pestisida) tidak mendukung kehidupan mereka terutama pola hidup 3S. Sebab, musim hujan atau air tergenang di lokasi sayur-sayuran masyarakat akan kembali ke 3S karena irama mata pencarian mereka adalah peramu bukan bercocok tanam dan kehidupan mereka ada di sana. Karena itu, kita jangan menggunakan obat obat pestisida.

Pemberdayaan masyarakat di Paroki St. Martinus de Pores Ayam atau di Distrik Akat, khususnya di bidang pertanian jangan menggunakan pola pertanian Kimia, tetapi diharapkan menggunakan pola pertanian organik. Pemupukan bisa digunakan pupuk kompos, abu, kotoran ayam hutan, ampas sagu, tanah endapan, di teluk dibawa dan ditimbunan oleh aliran sungai, kotoran hewan peliharaan dan tumbuh tumbuhan yang lunak dan mudah busuk. Apabila memungkinkan bisa juga digunakan teknik hidroponik.

Teknis Pendampingan

dokpri
dokpri
Pendampingan kelompok tani di Distrik Akat terdiri atas 10 kelompok tani pertanian organik. Kegiatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu teori 1 hari (20 Agustus 2018), praktek lapangan (21 Agustus-19 September 2018) serta evalusi seminggu sekali.

Kelompok tani yang didampingi yaitu Kampung Waw Cesau, Kampung Ayam, Kampung Bayiw Pinam, Kampung Cumnew, Kampung Jawes Doar, Puskesmas, SD Persiapan Negeri Cumnew, SD YPPGI Ayam, SMP Negeri I Agats Akat dan SD YPPK St. Martinus de Pores Ayam.

Teori pada hari Senin, 20 Agustus 2018 berupa sosialisasi dan pelatihan di Aula Paroki St. Martinus de Pores Ayam bersama Tim KOMPAK LANDASAN Papua (Ibu Deasy Namsa dan Arita) dan Pastor Paroki St. Martinus de Pores Ayam, Pastor Vesto Maing, Pr kepada beberapa utusan kelompok tani. 

Dalam pelatihan ini, Tim KOMPAK LANDASAN Papua menyiapkan serta membagikan kepada kelompok tani sarana dan prasarana kerja untuk menunjang kegiatan bercocok tanam sayur sayuran yaitu parang, sekop, kapak dan beni tanaman sayur sayuran. Benih tanaman ada 8 jenis tanaman yaitu kangkung cabut, bayam cabut, sawi tosakan, labu  walu, kacang panjang, cabe, terong dan tomat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun