Mohon tunggu...
Husaini Algayoni
Husaini Algayoni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kolumnis

Dalam seruputan secangkir kopi ada imajinasi. Hobi membaca, menulis, travelling, menonton, mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Review Buku : Politik Muka Ganda

5 April 2024   22:13 Diperbarui: 5 April 2024   22:38 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu 2014 dan 2019 terjadi polarisasi politik yang sangat nyata, masyarakat menjadi korban atas keganasan partai dan politisi. Politik pun tak lagi berwajah satu, tapi politik berwajah ganda yang menampilkan politik kebengisan. Politik tak lagi menyenangkan bagi masyarakat, yang ada kesenangan bagi politisi. Pesta politik tak ubahnya seperti pesta smackdown genre melodrama.

Buku Politik Muka Ganda (2022:18) mencantumkan pendapat beberapa pemikir tentang politik, di antaranya ada Max Webber yang menyampaikan bahwa politik merupakan tugas jabatan dan panggilan hidup. Jika politik digunakan dengan baik, memakmurkan negara dan kesejahteraan orang banyak, keagungan politik tercapai dan menghilangkan adagium politik itu busuk, ruang yang berlumur kebengisan.

Berpolitik dengan cara yang tidak baik, politisi hanya akan menjadi apa yang dikatakan Aldous Huxly sebagai pedagang politik, di mana yang dipentingkan adalah keuntungan pribadi. Dari itu, harus disadari dan direnungkan bersama-sama bahwa dalam politik hal paling urgen yang dibutuhkan adalah kedewasaan dan kematangan diri agar politik berjalan dan digunakan dengan cara-cara yang baik, terutama ketika pesta politik berlangsung (pemilihan legislatif dan eksekutif) dengan hasil siap kalah dan siap menang.

Berpolitik tanpa kematangan diri terjadi 'perang semua melawan semua' demikian ungkapan Thomas Hobbes (2022:10). Dalam politik perlu kematangan diri, siap menang dan siap kalah harus terpatri dalam jiwa dan perilaku para politisi tanpa itu yang ada kesewenang-wenangan. Sebaliknya politik dengan kematangan, maka politik seperti yang dikatakan Plato sejatinya politik itu agung dan mulia yang dapat dijadikan sebagai wahana membangun masyarakat utama.

Seperti yang penulis sampaikan di atas bahwa politik suatu keniscayaan. Sekotor apapun politik, ia tetap berjalan dan dipraktikkan dalam mengatur tatanan masyarakat. Politik harus ditampilkan dengan cara yang baik dan beradab kepada masyarakat, terutama partai politik dan politisi dalam menegakkan peradaban politik sebagai aktor utama dalam permainan politik.

Untuk menambah wawasan tentang politik yang beradab buku Yasonna H. Laoly ini layak dibaca bagi kita semua agar bicara politik ada isi bukan narasi yang caci maki dan permusuhan. Politik yang di atas saring merangkul walaupun berbeda pendapat namun di arus bawah saling bermusuhan dan merupakan tidak sehat dalam politik.

Pesta politik 2024 pemilihan legislatif dan pilpres sudah usai dengan berbagai macam cerita di lapangan dan hasilnya pun masih berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK)

Apapun yang terjadi diperlukan kematangan berpolitik dan literasi politik yang luas. Partai politik dan politisi pun merupakan garda terdepan mengembalikan peradaban politik yang beradab sehingga pesta politik bisa nikmati dengan seni yang indah.

Salam Literasi!!!

Info Buku :

Judul Buku : Politik Muka Ganda : Peran Parpol Menegakkan Peradaban Politik

Penulis: Yasonna H. Laoly

Tahun Terbit: 2022

Penerbit: PT Pustaka Alvabet

Jumlah Hlm: 354

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun