Dalam buku Ecce Homo ini Nietzsche juga mengulas karya-karyanya sebelumnya, seperti The Birth of Tragedy, Thus Spoke Zarathustra, Beyond Good and Evil, dan lainnya. Ia menyatakan mengapa karya-karya itu penting dan belum dipahami sepenuhnya oleh dunia. Nietzsche tidak menulis secara akademis atau sistematis. Ia menulis dengan gaya aforistik, puitis, provokatif, dan penuh ironi. Nietzsche secara sadar menyatakan bahwa ia menulis bukan untuk zamannya sendiri, tetapi untuk masa depan. Ia tahu bahwa pemikirannya terlalu radikal untuk diterima oleh masyarakat pada zamannya.
Ecce Homo ditulis dengan gaya provokatif, ironis, dan retoris---penuh pernyataan yang ekstrem dan mengesankan seperti "Aku bukan manusia, aku dinamit." Ia menyebut dirinya "dinamit", bukan hanya metaforis, tapi karena pemikirannya bertujuan menghancurkan nilai-nilai lama dan mengguncang fondasi pemikiran Barat---khususnya agama, moralitas, dan filsafat klasik. Tujuannya bukan hanya menyombongkan diri, melainkan untuk mengejutkan, mengguncang, dan menggugah pembaca agar mempertanyakan nilai-nilai lama dan mulai berpikir dengan cara baru.
Ecce Homo bukan sekadar otobiografi biasa, tapi pernyataan filosofis eksistensial tentang bagaimana seseorang bisa "menjadi dirinya sendiri" (becoming what one is) dalam dunia yang penuh topeng dan kepalsuan. Buku ini adalah karya yang radikal, tajam, dan penuh paradoks, yang mencerminkan kejeniusan dan kegilaan Nietzsche di akhir hidupnya. Ini bukan buku untuk pembaca biasa, tetapi bagi mereka yang ingin memahami roh pemberontakan dan pencarian makna yang lebih dalam hidup. Buku ini tidak cocok untuk orang yang hanya ingin hiburan ringan atau penjelasan hitam-putih tentang hidup. Konsep di dalamnya terasa sangat menggugah, menggelisahkan, bahkan mengacak-acak struktur berpikir kita. Melalui buku ini Nietzsche ingin membongkar ilusi, memaksa kita menghadapi realitas sejati, serta menunjukkan bahwa pencarian makna adalah perjuangan individu, bukan sesuatu yang bisa diwariskan secara massal.
Dibuat oleh: Leonardus Seno A.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI