Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Duh, Alat Deteksi Tsunami di Pangandaran Ternyata Tidak Berfungsi

19 Oktober 2018   15:44 Diperbarui: 19 Oktober 2018   15:50 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alat deteksi gempa dan tsunami di kawasan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, rusak dan tidak bisa digunakan.

Dari sebanyak 14 alat yang terpasang di sepanjang Pantai Barat dan Timur Pangandaran,

yang diketahui masih berfungsi, ternyata hanya dua unit. Itupun sudah terancam rusak.

Hal itu terungkap, setelah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran melakukan survey, baru-baru ini.

"Yang masih berfungsi sekarang, memang hanya dua unit," kata Kepala BPBD Pangandaran Nana Ruhena kepada penulis di Pangandaran.

Nana Ruhena mengatakan, dua alat tersebut memang masih aktif. Namun demikian, jumlah itu tidak cukup untuk mendeteksi gempa dan tsunami di sepanjang pantai Pangandaran. Idealnya, katanya, di pantai Pangandaran yang panjangnya 93 km, terdapat sedikitnya 30 alat deteksi gempa dan tsunami.

Atas hal itu Nana mengharapkan agar Pemerintah, khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana segera menyediakan alat baru atau memperbaiki alat yang rusak.

Nana tidak ingin, potensi tsunami di kawasan Pangamdaran tidak terdeteksi, ketika terjadi gempa. "Gempa dan tsunami tidak bisa diprediksi. Tapi setidaknya potensinya bisa diketahui," kata Nana.

Sebelumnya, tahun 2006, kawasan Pangandaran ini pernah porakporanda dihantam tsunami, menyusul gempa dengan kekuatan cukup besar.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun