Siang tadi saya mengunjungi supermarket yang ada di sebuah mall. Saya ingin membeli roti prata frozen. Karena ada beberapa pilihan dan saya tidak tahu di mana daftar harganya, saya bertanya kepada seorang Petugas pria yang ada dekat situ, "Dek, di mana daftar harga roti prata?" Petugas itu menjawab, "Bapak mau rasa apa ?" Saya menyahut, "Saya mau lihat list harganya dulu." Petugas itu menjawab lagi, "Iya, Bapak mau rasa apa ?" Sayapun menyahut lagi, karena saya merasa perlu melihat daftar harga lebih dulu, "Saya mau melihat dulu daftar harganya, Anda tunjukkan saja kepada saya." Barulah Petugas itu menunjukkan daftar harga yang ada di pojok dengan tulisan beukuran kecil, makanya saya tidak lihat.
Bagi sebagian orang, mungkin kejadian ini biasa-biasa saja. Namun tidak tepat begitu bagi saya yang memberikan Training Komunikasi Efektif dan Ketrampilan Interpersonal. Sebagai salah seorang yang juga adalah customer server di supermarket itu, sudah seharusnya si Petugas memberikan jawaban yang tepat, akurat, dan lugas kepada saya sebagai customer. Jawaban seperti ini merupakan salah satu hal dalam Komunikasi Efektif. Andaikan dari awal, sebagai jawaban pertanyaan pertama saya, Petugas itu menjawab dengan menunjukkan daftar harga, sesuai dengan kebutuhan informasi saya, segalanya menjadi lebih simpel, komunikasi menjadi sangat efektif, dan tentu saja Petugas itu tidak 'dobel bi dobel yu' alias 'buang-buang waktu', baik waktu saya maupun waktu dia sendiri.
Dalam berbagai kesempatan Training Komunikasi Efektif dan Ketrampilan Interpersonal, bagi SDM Rumah Sakit dan Fasyankes lainnya, serta bisnis lain seperti restoran, dan perusahaan lainnya, saya menemukan begitu banyak masalah muncul dalam pengalaman Para Peserta Training, bukan hanya antara SDM dengan Pelanggan Eksternal, tetapi juga di antara SDM sendiri sebagai Para Pelanggan Internal. Dan tak jarang pula, masalah dalam komunikasi memunculkan konflik demi konflik yang seharusnya dapat diantisipasi, diprediksi, dan dicegah secara proaktif, sebelum muncul.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa Komunikasi Efektif justru buang-buang waktu. Ternyata dalam banyak kesempatan, tidak. Peristiwa yang saya ceritakan di atas menjadi salah satu contoh yang bagus untuk menunjukkan betapa Komunikasi Efektif yang dipraktikkan dengan tepat akan sangat menumbuhkan Hubungan Interpersonal yang 'sehat' di antara SDM Perusahaan dengan Pelanggan Eksternal sehingga lebih memungkinkan terciptanya Kepuasan Pelanggan yang lebih berkesan, dan yang muncul bukan hanya Pelanggan yang puas, tetapi lebih lagi, Pelanggan yang loyal, dan pada gilirannya, disadari ataupun tidak oleh Para Pelanggan itu sendiri, mereka telah menjadi 'Marketer-marketer' bagi bisnis dan perusahaan. Dan 'Para Marketer' semacam ini sering kali jauh lebih dipercaya sebagai 'Opinion Leaders', mereka yang telah mengalami sendiri dan kemudian memberi 'kesaksian positif' dibandingkan Para Marketer resmi perusahaan.
Karena itu, sudah saatnya semua bidang bisnis dan perusahaan, mendorong dan memfasilitasi SDM mereka untuk mengikuti Training Komunikasi Efektif dan Ketrampilan Interpersonal agar tercipta keharmonisan di antara SDM sendiri, dalam tim dan perusahaan secara keseluruhan, dan melalui semua itu, tercipta pula layanan Pelanggan Eksternal yang sungguh-sungguh 'excelent'. Ujung-ujungnya ? Peningkatan profit, tentu saja. Bukankah ini yang diharapkan oleh Owner, dan cipratannya diharapkan oleh Para Manajer dan Karyawan ? He he he.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI