Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teh Terakhir di Hari Jumat

3 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   12:14 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teh Terakhir di Hari Jumat

Cerpen Yudha Adi Putra

"Katanya mencari Jumat berkah ?" tanya Barno. Perasaan tak menentu dirasakan Jarwo. Jumat berkah tak ada. Gelisah karena lapar. Sudah sejak pagi belum makan. Makanan tak ada di rumah. Bapak tak bekerja. Tak ada uang untuk makan.

"Tidak ada Jumat berkah."

"Tadi ke kampus ?"

Hanya anggukan. Jarwo tak bisa tahan. Perlahan dia menuju kamar. Menangis sendirian. Pagi tadi, setelah adiknya sekolah. Ia bercerita pada Ibunya. Kalau akan ada kegiatan di kampus. Sebagai mahasiswa semester akhir. Tentu itu harapan. Mungkin bisa cepat lulus. Dapat kerja. Lalu, makan apa saja.

"Jarwo. Kemarin, Ibu janji mau bayar kontrakan rumah. Tadi pagi, Bu Neni telpon. Dia menagih. Katanya, kalau tidak bisa bayar kita diusir."
"Kita sudah lama di sini, Bu ?"
"Tidak. Ada yang lebih mau bayar mahal. Bu Neni juga butuh uang. Anaknya sakit." kata Ibunya Jarwo. Berita itu membuatnya takut. Bagaimana menjalani semester akhir ?
Uang bulanan tak menentu. Beasiswa hanya untuk kuliah. Kuliah tentu perlu banyak uang. Untuk tugas. Bertemu dosen. Ada saja keperluan.

"Aku juga tidak punya uang, Bu."

"Tadi, kata adikmu. Ada uang di atmmu. Kalau digunakan dulu bagaimana ?"
"Itu untuk aku registrasi kuliah. Kalau tidak ada uang. Aku tidak bisa lanjut."

Wajah murung nampak. Jarwo mulai bergegas mandi. Tak mempedulikan lagi ucapan Ibunya. Bergegas, ia bersiap pergi ke kampus. Bensin di motornya sudah hampir habis. Setidaknya bisa untuk berangkat. Nanti, kalau pulang didorong bisa, begitu pikir Jarwo.

"Kau masih punya gitar dan piano. Itu digadaikan dulu bagaimana ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun