Pernahkah kita bertanya, mengapa banyak orang, bahkan mereka yang aktif di gereja atau lingkungan rohani, bisa terjebak dalam pornografi? Bahkan setelah merasa bersalah, menyesal, dan berjanji untuk berubah nyatanya, tetap jatuh lagi?
Cerita ini bukan sekadar cerita. Ini adalah kenyataan pahit yang dialami banyak orang di sekitar kita, bahkan mungkin... lebih dekat dari yang kita kira.
Kisah Nyata: Jerat yang Tak Terlihat
Sebut saja namanya D. Si D ini aktif pelayanan, dekat dengan Tuhan, tapi menyimpan rahasia gelap: kecanduan pornografi.
Awalnya hanya karena iseng rasa penasaran saat SMP. Tapi rasa penasaran itu berubah jadi kebiasaan, dan kebiasaan itu berubah menjadi jerat yang sulit ia lepaskan.
"Saya bisa khotbah soal kekudusan, tapi di malam yang sepi saya jatuh lagi," katanya lirih.
Ia mencoba berdoa, puasa, bahkan mengganti HP. Tapi semuanya sia-sia. Ia merasa hancur secara rohani dan emosional.
Mengapa Sangat Sulit Lepas dari Pornografi?
Karena Otak Kita Menyukai "Hadiah Instan"
Pornografi memicu dopamin, hormon kesenangan di otak. Ini memberikan sensasi "puas" secara cepat, tapi dangkal. Sama seperti narkoba, otak yang terlalu sering terpapar akan terbiasa mencari "rasa itu lagi".
 Menurut penelitian Cambridge University, otak orang yang kecanduan pornografi menunjukkan pola mirip dengan otak pecandu narkoba.