Mohon tunggu...
Huzer Apriansyah
Huzer Apriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Pada suatu hari yang tak biasa

Belajar Menulis Disini

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perang di Sayap dan "Tembok" Singa (Jelang Singapura vs Indonesia)

10 November 2011   11:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_141418" align="aligncenter" width="650" caption="Dua pasang sayap garuda dan singa, siap berperang/doc@huzera (pic VS from www.phatzradio.com)"] [/caption] Esok siang (11/10) pasukan Rahmad “RD” Darmawan akan menjalani laga super penting dalam perjalanan mereka di Sea Games. Timnas justru mendapat tekanan dalam laga ini. Singapura sudah menangguk 4 angka, kita baru tiga. Nampak-nampaknya Singapura akan cenderung bertahan untuk memastikan satu angka.

Mengapa demikian ? bukankah Singapura selama ini selalu bermain terbuka. Saya berkeyakinan pelatih Singapura sadar betul siapa yang akan dihadapi, tuan rumah dan lebih diunggulkan setelah melumat Kamboja 6-0, ditambah lagi faktor tuan rumah. Memaksakan bermain terbuka pastilah penuh resiko buat mereka. Toh, hasil imbang cukup “aman” buat mereka menjaga asa seraya berharap Indonesia bisa mengalahkan Malaysia dan Thailand di laga berikut, atau Malaysia menahan Indonesia. Serangan balik akan jadi senjata mereka mencuri gol.

Beranjak tari hipotesa itu, bukan tidak mungkin esok siang timnas kita akan menghadapi “tembok” kokoh lini pertahanan Singapura, kemunngkinan Singapura akan turun dengan formasi 4-1-4-1. Menempatkan seorang gelandang bertahan tentu penting bagi mereka untuk ikut mencegah sayap-sayap cepat Indonesia, Okto dan Ferdinan Sinaga terlalu leluasa menyerang. Lini Pertahanan mereka akan sangat kokoh esok. So, what

[caption id="attachment_141426" align="aligncenter" width="650" caption="Mereka yang akan dihadapi garuda muda esok/doc@huzera"][/caption]

Sebelumnya ngapunten (maaf) jika saya memberanikan diri melempar analisa sederhana ini di tengah banyaknya analisis, pengamat dan komentator bola yang juga kompasianer. Hal ini tak lebih sekedar merefleksikan hasil nonton langsung di GBK tatkala Kamboja kontra Singapura, sayang kalau cuma jadi kenangan, mending jadi tulisan..:)

Singapura akan Bangun "Tembok"

Lini belakang Singapura yang dikomandani M Safuwan (2) sebenarnya tampil tak terlalu apik. Di babak pertama paling tidak ada tiga kali Kamboja berhasil mengobrak abrik lini pertahanan Singapura, ditambah dengan beberapa kali jebakan offside yang gagal. Di babak kedua lini belakang Singapura tak mendapat serangan berarti hanya sekali saja seranagn Kamboja membahayakan pertahanan Singapura.

Lini pertahanan Singapura nampak tidak terlalu baik dalam mengantisipasi bola-bola tinggi. Postur pemain belakang merekapun tak terlalu menonjol. Namun, lini pertahanan Singapura bisa kokoh karena topangan dari gelandang mereka, terutama sang kapten Harris Harun (14), pemain bertubuh tegap tinggi ini menjadi palang pertama bagi tiap serangan lawan. Jika menilik penampilan garuda muda kontra Kamboja, dimana sundulan pemain depan kita cukup bertaji terutama Patrich Wanggai dan Tibo, tentu ini bisa menguntungkan kita.

Meski demikian, nampaknya esok hari Singapura akan benar-benar fokus di lini pertahanan. Bukan mustahil sebuah tembok tinggi dan kokoh akan dibangun. Kesalahan di laga Kamboja pasti akan mereka benahi. Kalau timnas tak kreatif membongkar tembok ini, bukan tak mungkin kita akan frustrasi dan berujung kelengahan. Kalau kit ahanya monoton mengandalkan sayap, bisa jadi ini akan mudah dipatahkan. Maka variasi serangan jadi kunci buat timnas kita esok hari.

***

[caption id="attachment_141427" align="aligncenter" width="500" caption="Sang kapten yang layak diwaspadai/doc@huzera"][/caption]

Harris Harun (14), sang kapten Singapura esok hari kemungkinan akan sangat fokus ikut mengawal pertahanan, Meski demikian lini pertahanan Indonesia perlu waspada, dalam kondisi serangan dari sayap ia akan muncul di lini kedua dan menjadi alternatif serangan dengan tendangan jarak jauhnya. Maka hal ini perlu menjadi perhatian Egi Melgiansyah untuk secara cerdik mematikannya saat kita diserang. Jangan biarkan Harris masuk leluasa di lini kedua.

The Young LionTim “biasa saja”, tapi punya sayap luar biasa

Dua kali sudah Singapura berlaga, tim berjuluk the young lion ini meraih satu hasil seri dan satu kemenangan, kini mengantongi nilai empat, memimpin grup A bersama Malaysia. Berkaca dari pertandingan kemarin (9/11), dari pengamatan saya langsung di lapangan, tim ini tak terlalu istimewa. Kalau gak bisa disebut biasa saja.

Kalau saja Kamboja bermain lebih tenang dan lebih sabar di babak kedua bukan tidak mungkin Singapura takluk oleh Kamboja. Sempat unggul di menit 35 melalui Chhin Chheun sayang Kamboja justru kebobolan dua gol di babak ke dua melalui Khairul Nizam menit 57 dan pemain pengganti, Neil Vanu di menit 75. Gol pertama Kamboja ini cukup spektakuler, lewat sebuah long pass dari pemain belakang Kamboja kemudian diterima Chheun di sayap kiri pertahanan Singapura lalu bola dilambungkan ke arah gawang Singapura yang dijaga Mohamad Izwan tak dinyana bola di tiang jauh itu gagal diantisipasi, 1-0 untuk Kamboja. GBKpun bergemuruh, bukan karena pendukung Kamboja banyak, tapi lebih karena dukungan publik GBK yang “memihak” Kamboja.

[caption id="attachment_141428" align="aligncenter" width="650" caption="Aksi Gabriel, sayak kiri Singapura/doc@huzera"][/caption]

Jika dilihat dari pertandingan kontra Kamboja, kekuatan utama Singapura ada pada kedua sayapnya. Hampir semua serangan di kreasi dari sayap. Dua aktor penting di sayap mereka adalah Quak Jun Yi/Gabriel (7) dan M Fazli (12), Quak beroperasi di sayap kiri dan Fazli di kanan. Quak punya kecepatan luar biasa, kemampuan driblingnya juga mengesankan meski di tarik di menit ke-70 namun pemain ini perlu mendapat perhatian.

Sedangkan M Fazli, benar-benar menjadi motor serangan Singapura di babak kedua, umpannya berulang kali berbuah peluang emas, puncaknya adalah gol kedua Singapura yang bermula dari crossingnya. Ini yang mencemaskan saya saat garuda muda nanti bermain, sisi kiri kita yang diisi Diego Michels dan akan head to head dengan M Fazli. Dari laga perdana, lini kiri timnas kita kerap meninggalkan lubang, karena Diego terlalu aktif membantu serangan dan  kerap tertinggal saat ada serangan balik.

Kondisi dapat berbahaya bagi timnas kita, apalagi M Fazli punya kemampuan sprint yang tak kalah baik dengan Quak Jun Yi. Abdurrahman atau Gunawan Dwi Cahyo atau siapapun yang diturunkan sebagai centre back perlu melapis lubang yang ditinggalkan Diego ini. Disamping itu Egi perlu ikut menopang celah ini.

Selanjutnya striker Singapura Muhammad Khairul (19) punya kelebihan pada bola-bola atas, gol pertama yang ia cetak menunjukkan kualitasnya di bola atas. Khairul juga terlihat selalu menang dalam body charge, beruntung bagi kita ia tak terlalu memiliki kecepatan. Ini akan jadi perkerjaan bagi Abdurrahman dan Gunawan untuk mengunci dan membuat frustrasi pemain satu ini. Namun, di penghujung babak kedua, Khairul nampaknya mengalami cedera, ia ditarik pada menit 75, saat berada di bench nampak tim medis Singapura membalut lutut kanannya, entah apa keadaanya. Namun, bisa jadi ia tak tampil di laga kontra Indonesia nanti. Just let see !

[caption id="attachment_141429" align="aligncenter" width="650" caption="Aksi striker Singapura M. Khairul, bola atasnya berbahaya/doc@huzera"][/caption]

Bola atas dan tembakan jarak jauh senjata Singapura

Dua gol Singapura di laga kontra Kamboja dihasilkan melalui sundulan, M Khairul dan Neil Vanu. Dua striker ini sangat unggul dalam bola-bola atas. Neil Vanu, striker pengganti ini memiliki postur pendek tapi kerap kali unggul di bola atas, gol kedua adalah hasil sundulannya.

Kalo dicermati Neil Vanu ini memiliki karakter seperti Bambang Pamungkas, tidak terlalu tinggi tapi punya loncatan yang tinggi, disamping itu sepakan first timenya juga apik. Jika Nail Vanu ditampilkan mungkin Abdurrahman harus ekstra keras menjaga pemain lincah ini.

[caption id="attachment_141430" align="aligncenter" width="650" caption="Aksi Neil Vanu saat gol ke-2 ke gawang Kamboja/doc@huzera"][/caption]

Singapura dalam laga kontra Kamboja berulang kali mengancam pertahanan Kamboja dengan tembakan jarak jauh, Khairul, Harris dan Hafiz adalah tiga pemain yang berulang kali hampir membuahkan gol melalui tembakan jarak jauh. Dari amatan saya, bola dari lini belakang akan diarahkan ke sayap lalu bola di crossing , bola tidak langsung ke depan gawang, melainkan agak ditarik kebelakang. Padahal pemain belakang lawan telah berkonsentrasi di area 12 pas. Hal ini memudahkan pemain dari lini kedua melepaskan tembakan.

Jika dalam perjumpaan nanti para gelandang timnas kita abai terhadap pemain Singapura yang ada di lini tengah saat mereka menyerang, ini alamat bahaya. Blok-blok atas tembakan jarak jauh ini menjadi mutlak dilakukan. Paling tidak membatasi ruang tembak pemain Singapura.

Disiplin, Kesabaran dan Kreatifitas

Jika kita mau berkaca dari permainan Kamboja di babak pertama, sesungguhnya mereka mampu mematikan lini tengah Singapura. Disiplin dan kesabaran menjadi kunci permainan Kamboja di babak pertama. Tidak terpancing untuk bermain dengan gaya cepat Singapura, melainkan mencoba bermain satu dua di lini tengah, sembari menunggu celah di pertahanan Singapura. Tentu ini tidak bisa diterapkan sepenuhnya oleh Indonesia, karena kita tim yang bisa jadi lebih diunggulkan, tentu inisiatif menyerang adalah pilihan.

Disiplin dan kesabaran dalam konteks Indonesia bisa jadi bukan seperti Kamboja di babak pertama, melainkan kesabaran untuk mengolah bola dulu di lini tengah kemudian setelah ada celah baru menusuk langsung ke jantung pertahanan. Karena bila kita lihat laga pertama Indonesia, ada kesan sayap maupun pemain tengah kita begitu terburu-buru mendorong bola ke depan gawang lawan, sehingga gampang dipatahkan, paling tidak itu yang terjadi di 25 menit babak pertama. Disiplin juga menjadi kunci bagi sayap kita, Okto dan Ferdinan harus disipilin ikut bahu membahu menutup ruang gerak dua sayap Singapura saat diserang. Karena tanpa penjagaan ekstra (dua pemain) akan sulit membendung lajur dua sayap Singapura yang enerjik, cepat dan kuat itu.

***

Akhirnya, ulasan ini oleh-oleh dari nonton langsung aksi tim Singapura di GBK tadi. Tentu tak berarti apa-apa. Namun inilah tanda cinta seorang kompasianer pada Timnas garuda muda kita.

Secara umum Singapura tak terlalu istimewa, jika Indonesia bisa bermain lebih sabar dan lebih kreatif di lini tengah dipadu dengan kecepatan sayap rasa-rasanya kita bisa memetik angka penuh. Dengan catatan lini belakang tak boleh ceroboh seperti saat menghadapi Kamboja, karena kecerobohan sekecil apapun akan berujung petaka. Gol kedua Singapura hari ini bermula dari kecerobohan lini belakang Kamboja. So, lini belakang Garuda muda harus solid dan tak boleh ada kata lengah.

Saya masih berkeyakinan kita bisa menang meski mungkin tipis. Bukan karena saya pendukung merah putih semata, tapi fakta lapangan menunjukkan itu. Namun sekali ini, this is footballAnything could be happen. Bermainlah dengan riang dan menyenangkan saja garuda muda, niscaya kau akan berjaya.

Note : Saya juga menulis tulisan hampir serupa sebelumnya, namun tulisan kali ini fokus lebih pada jelang laga timnas kita kontra Singapura, tulisan sebelumnya lebih ke analisa pertandingan Singapura – Kamboja, semoga berkenan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun