Mohon tunggu...
PERHUMAS Muda Yogyakarta
PERHUMAS Muda Yogyakarta Mohon Tunggu... Lainnya - Organisasi

PERHUMAS Muda Yogyakarta merupakan organisasi profesional yang berada dibawah naungan PERHUMAS Indonesia. PERHUMAS Muda Yogyakarta memiliki fokus pada bidang Public Relations atau hubungan masyarakat bagi para mahasiswa yang ada di Yogyakarta. Organisasi ini diharapkan mampu menjadi wadah belajar dan mencari pengalaman bagi para pemuda yang memiliki minat di bidang Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkembangan Konvergensi Antara Peran Praktisi Humas dan Media Sosial

1 November 2023   20:00 Diperbarui: 1 November 2023   20:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : okezone.com

Perkembangan Konvergensi Antara Peran Praktisi Humas dan Media Sosial

 

Perkembangan teknologi dan internet memberikan pengaruh besar kepada aktifitas dan kegiatan praktisi humas. Media sosial lahir dari pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Pengaruh media soisal tidak lagi dapat diremehkan dalam mempengaruhi pemikiran dna perilaku masyarakat. Media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook telah menjadi leader dalam pembentukan opini masyarakat. Tak hanya itu, masyarakat aktif dalam berkomunikasi dan berinteraksi melalui media sosial.

Komunikasi dan jejaring sosial telah menjadi pilar penting dalam kehidupan seorang praktisi humas. Dalam perkembangannya, saat ini media komunikasi telah berubah dari media konvensional menjadi media baru. Media baru memberikan pengalaman kompleks bagi kegiatan dan peran seorang praktisi humas. Sebut saja beberapa istilah pekerjaan yang baru seperti content creator, social media manager, social media specialist, social media influencer, dan lainnya.

Bisa dikatakan, pekerjaan-pekerjaan di atas merupakan bagian dari cabang dunia kehumasan. Banyak instansi perusahaan atau pemerintah menggunakan media sosial sebagai gerbang informasi dan narahubung antara instansi dengan publik. Media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam penampilan citra dan wajah dari suatu instansi. Unsur-unsur yang dimiliki oleh media sosial memungkinkan terjadinya traffic komunikasi yang efektif. Selain itu, media sosial juga dapat menjadi salah satu media dalam meningkatkan kesadaran merek atau brand awareness dari suatu instansi.

Opini publik dan persepsi stakeholder perusahaan seperti konsumen, investor, pegawai, dan masyarakat merupakan hal krusial bagi citra perusahaan. Kegagalan dan kesuksesan sebuah perusahaan bergantung pada citra poitif perusahaan. Tak hanya menciptakan citra, seorang praktisi humas juga memiliki peran dalam memasarkan dan mempromosikan perusahaannya melalui media sosial (Juwita, 2017).

“Social media, more, so than new/digital media, must be at the heart of public relations activities because social media can enchance organisation-public relationships by increasing and improving community relations” merupakan fungsi media sosial dari Duhe (2012) yang memnungkinkan praktisi humas memperhtahankan hubungan antara perusahaan dengan para pemangku kepentingannya dan dapat membantu meningkatkan hubungan dengan komunitasnya.

Jason Falls, ahli media sosial dan PR berpendapat bahwa ‘PR has taken on an entirely new role in the organisation over the last two to three years. It’s the most dramatic shift in the industry since the invention of email, but is happening faster and more dramatically’. Peran praktisi humas telah berubah total dalam roda organisasi secara lebih cepat dan dramatis. Dampak dari perkembangan media sosial bagi profesi humas menawarkan kesempatan dan keahlian baru bagi keberhasilan praktik kehumasan. Tekanan peningkatan kebutuhan dan keahlian media sosial mendorong lahirnya karir baru yang mendorong praktisi humas menyadari pemasaran media sosial menjadi proses komunikasi perusahaan (Adi, 2013).

Pemasaran media sosial merupakan payung dari proses penggunaan media sosial sebagai media penjualan, pelayanan konsumen, pemasaran, dan praktik kehumasan dengan indikasi konvergensi berbagai divisi perusahaan yang terpisah secara tradisional. Media sosial terdiri dari praktik, teknolohi, atau komunitas daring yang digunakan oleh masyarakat untuk menghasilkan berbagai konten, opini, dan pemahaman.

Namun, dalam praktik pengelolaan media sosial ini memiliki tantangannya, yakni tidak adanya pujian ataupun kritik dari audiens terhadap perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dalam zona bahaya karena perusahaan akan mudah dilupakan dan tidak diingat oleh masyarakat (Juwita, 2017). Praktisi humas dituntut untuk menciptakan percakapan, interaksi, dan diskusi di media sosial terkait isu atau informasi perusahaan. Hal ini dinilai cukup taktikal karena jika menimbulkan respon negatif maka akan berimplikasi pada citra perusahaan yang berubah menjadi negatif. Sebaliknya, praktisi humas perusahaan yang dapat menciptakan diskusi positif di tengah masyarakat akan meningkatkan brand awareness perusahaan di mata masyarakat.

Penulis: Sinta Anggraeni

Staf Departemen Litbang PMY

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun