Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

"Alena", Eksperimen "LiveNovel" di Twitter (#novelpepih)

8 Desember 2010   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12917958481625379921

[caption id="attachment_79113" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi by Admin/Shutterctocks"][/caption] Saya sudah mengamati kelebihan Twitter dibanding media sosial lainnya. Mencengangkan. Bagaimana tidak, dengan Twitter, saya tidak semata-mata menyalurkan hasrat menulis (ngeblog), bahkan bisa membuat personal epaper sendiri "The Pepih Nugraha News" dengan alamat http://paper.li/pepih. Mesin menyediakan template atau wadah untuk menampung berita dan tulisan dari orang-orang yang saja jadikan following. Artinya, saya adalah follower mereka. Karena yang akan ditampilkan dalam personal epaper adalah berita dari following saya, maka saya akan cenderung memilih following yang sesuai dengan preferensi saya, hobi saya, minat saya, dan seterusnya. Hasilnya itu tadi, mencengangkan. Bagaimana tidak. Anda yang punya akun di Twitter, tinggal masuk ke situs paper.li ata bisa juga twittertim.es dan masukkan username dan password Anda, secara otomatis mesin akan meng-create satu personal epaper untuk Anda, dengan nama sesuai username sendiri. Kebetulan karena username saya Pepih Nugraha, maka nama personal epaper saya adalah "The Pepih Nugraha News". Saya tdaik perlu mengisi sendiri koran online pribadi itu. Semua konten diisi oleh para following saya yang sharing apapun ke Twitter! Di Facebook saya mendapatkan pertanyaan tentang "The Pepih Nugraha News", mengapa tidak di Facebook saja bikinnya? Saya tidak menjawab, tetapi teman saya yang menjawabnya, "Lain sensasinya, Mas. Sekarang  jadi kayak baca koran yang sesuai dengan komunitas pemilik korannya!" Dan apa yang dikemukakan teman saya ini tidak keliru. Benar. Saya menjadi punya personal epaper yang sesuai dengan minat saya sendiri: jurnalistik, "future journalism" dan media sosial. Penasaran? Silakan explore di sini. Saya terus bereksperimen dengan Twitter. Kali ini saya menulis novel di Twitter. Novel saya berjudul "Alena". Ada beberapa alasan mengapa saya menulis novel di Twitter yang dibatasi 140 karakter. Bukankah sangat sulit menyatukan ingatan dari waktu ke waktu untuk merangkai sebuah cerita? Sampai kapan novel itu akan selesai? Dan ini yang penting: siapa yang mau baca novel yang saya sebut "LiveNovel" itu? Inilah alasannya:

  1. Saya ingin meneruskan keterampilan lama menulis, yakni menulis fiksi, baik itu cerita pendek, novelet, maupun novel. Ini keterampilan saya yang terhenti sejak 1994, saat saya di-drill hanya menulis faktual untuk Harian Kompas.
  2. Saya ingin membuktikan, bahwa keterampilan berbahasa, berkalimat, dan berkata-kata secara literal tidak semata dibatasi 140 karakter.
  3. Saya ingin membuktikan, sebenarnya tidak ada batasan dalam menulis. Batasan adalah tantangan, dan saya terima tantangan Twitter serta coba merealisasikannya dalam sebuah novel yang setiap kalimatnya tidak lebih dari 140 karakter, bahkan hanya 129 karakter saja karena dikurangi karakter "hashtag"  #novelpepih untuk memudahkan pencarian dan penghimpunan tweet.
  4. Saya selalu bertekad untuk menulis setiap hari dan menumpahkan gagasan dalam bentuk tulisan, sependek dan sesingkat apapun tulisan saya. Microblogging Twitter kebetulan menyediakan wadah itu dan saya memanfaatkannya.
  5. Saya tetap setia mengusung jargon "aku menulis maka aku ada" (meminjam Rene Descartes gnoti se auton atau je pense donc je suis), karena dalam setiap pelatihan menulis saya selalu menekankan jargon ini.
  6. Saya ingin menghasilkan sebuah novel khas, yang mungkin berbeda dengan novel sebelumnya yang biasanya ditulis tanpa dibatasi 140 karakter.

Lagipula saya tetap berkeyakinan, "kita tidak akan mendapat uang segar langsung dari social media, tetapi mungkin kita mendapat substitution earn di kemudian hari". Anggap saja menulis adalah investasi yang hasilnya baru bisa kita peroleh di suatu masa nanti. Jadi, mengapa harus takut menggratiskan pengetahuan dan bahkan cerita (novel) di media sosial seperti Twitter atau bahkan Kompasiana ini? Dengan eksperimen ini, kalau kelak ada yang membacanya di Twitter, setiap masukan dan komentar akan menjadi pertimbangan. Katakanlah pembaca yang menjadi follower saya mengusulkan ending cerita, alur cerita, karakter tokoh, dan seterusnya. Silakan saja, dengan senang hati. Namun demikian, saya sudah memiliki alur cerita, tokoh, klimaks, dan akhir cerita di kepala. Hanya di kepala. Saya memang tidak menulis draft novel, semua draft ada di kepala saja. Saya men-tweet kalimat demi kalimat bukan meng-copy paste dari sebuah draft, cukup dituangkan saja dari kepala. Itu sebabnya mengapa saya sebut novel ini sebagai "LiveNovel", novel yang kalimat demi kalimatnya hadir saat saya sempat, bernapas, hidup, dan ada passion menyusunnya. Namun demikian, karena ini tantangan, saya bertekeda menuliskannya (nge-tweet) setiap hari, minimal satu tweet (140  - 11 karakter = 129 karakter). Saya sendiri tidak tahu kapan novel yang yang saya beri judul "Alena" ini akan berakhir. Saya hanya menulis saja. Anda bisa mengikuti "LiveNovel" saya dengan mencarinya (search) dengan memasukkan kata kunci #novelpepih.Atau Anda bisa lihat profil saya dan klik tweet yang pernah saya buat. Selamat mengikuti!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun