Apa kabar Kompasianer semua di mana pun Anda berada?Â
Jadikan menulis sebagai kekuatan!Â
Saya mendengar penduduk Kompasiana sudah mendekati angka setengah juta jiwa, ya mungkin di sekitaran 400 ribuanlah. Jika ini benar adanya, maka si empunya rumah (akun) di dalamnya sudah hampir sebanyak penduduk Suriname, Luksemburg atau Macau.Â
Apalah artinya jumlah... Ya sangat berarti dong, karena angka atau jumlah adalah nilai berita jika dipandang dari sisi jurnalistik.
Tetapi, jumlah yang besar saja tidak cukup menghimpun kekuatan. Menulis, di mana para Kompasianer beraktivitas di Kompasiana, adalah pekerjaan otak tinimbang otot.Â
Pekerjaan otot sangatlah terukur, bisa diukur menggunakan timbangan. Pekerjaan otak dalam hal ini menulis? Sangat tidak terbatas. Tidak ada ukurannya, tidak ada batasnya, tidak ada timbangannya.
Bayangkan, jika seorang penulis saja sedemikian kuat memengaruhi pembacanya, menyedot perhatian publik dan menjadi panutan yang baik, apalagi dengan jumlah setengah juta penulis itu.Â
Tentu saja yang ingin saya katakan, setengah juta penulis itu adalah kekuatan. Kekuatan sangat besar. Dengan keragaman latar belakang penulis yang tertuang dalam berbagai jenis dan tema tulisan, tidak bisa dibayangkan bagaimana para penulis ini memengaruhi para pembacanya masing-masing.Â
Ibarat prasasti batu yang ditulis pada masa lalu, maka tulisan Kompasianer juga akan ternukil dalam ujud digital, abadi, yang hanya terhapus jika Internet menemui ajalnya.
Tetapi, apakakah Internet akan menemui ajalnya? Boleh jadi ya, tetapi itu setelah ada "pengganti" Internet lainnya yang kita belum tahu ujudnya seperti apa. Yang ada, manusia berlomba-lomba meningkatkan kecepatan membuka, mengunduh, mengunggah dan mengirimkan data se-seketika mungkin.Â
Internet tetaplah Internet seperti sekarang ada. Nah, selagi Internet Anda, maka tulisan para Kompasianer di Kompasiana yang bekerja di ranah Internet akan tetap ada.