Ilustrasi yang tergambar menunjukkan situasi dilematis yang sering dihadapi aparat keamanan, khususnya pasukan Dalmas, ketika berhadapan dengan aksi massa yang berubah menjadi anarkis. Dalam gambar, seorang anggota Dalmas digambarkan berjongkok dengan tameng, berusaha bertahan dari serangan batu, botol, hingga ledakan yang dilemparkan oleh massa. Di sekelilingnya, kerumunan demonstran tampak penuh amarah, meneriakkan tuntutan dengan ekspresi keras serta tindakan destruktif yang mengancam keselamatan.
Tulisan dalam gambar *"Dipaksa humanis di negara anarkis, mengalah dan melawan sama-sama jadi masalah"* mencerminkan realitas pelik yang dihadapi aparat di lapangan. Di satu sisi, aparat dituntut untuk selalu mengedepankan pendekatan humanis, menahan diri, serta menghindari kekerasan berlebihan dalam mengawal demonstrasi. Namun di sisi lain, ketika aksi damai bergeser menjadi tindakan anarkis yang merusak fasilitas umum, membahayakan nyawa orang lain, bahkan mengancam aparat itu sendiri, sikap diam atau mengalah justru dapat memunculkan persoalan baru.
Dilema ini memperlihatkan betapa beratnya peran aparat keamanan. Jika aparat melawan dengan tindakan tegas, mereka seringkali dituding represif. Sebaliknya, jika memilih menahan diri atau mengalah, maka citra negara dianggap lemah dan tidak mampu mengendalikan situasi. Kondisi semacam ini menjadikan aparat berada di posisi serba salah, karena apa pun langkah yang diambil selalu berpotensi diperdebatkan.
Lebih jauh, gambar ini juga menjadi refleksi sosial tentang pentingnya kesadaran kolektif masyarakat dalam menyampaikan aspirasi secara damai. Demonstrasi adalah hak konstitusional, tetapi tindakan anarkis justru menutup ruang dialog, mencederai nilai demokrasi, serta membebani aparat yang sejatinya hadir untuk menjaga keamanan semua pihak.
Pesan moral yang dapat diambil, menjaga keseimbangan antara pendekatan humanis dan tindakan tegas adalah tantangan besar bagi aparat penegak hukum. Namun, yang tak kalah penting, adalah bagaimana masyarakat juga bertanggung jawab menjaga jalannya demokrasi agar tidak berubah menjadi anarki yang justru merugikan semua pihak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI