Mohon tunggu...
Alexa Christina
Alexa Christina Mohon Tunggu... -

Teacher I Executive Writer I Papua Analyst I Netizen I Angel Investor I Mother and work for Nation. It is my honour to be Kompasianer and to share with all Kompasianers. :) \r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Papua: Kisah Membanggakan X opm Kembali WNI

1 Mei 2014   21:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_305329" align="alignleft" width="300" caption="Frans Albert Yoku www.suluhpapua.com"][/caption]

Dengan sumber awal Wikipedia bahasa Indonesia, mencari-cari siapa tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang akhirnya kembali lagi ke bumi pertiwi Indonesia, akhirnya muncul nama Frans Albert Joku. Sumber awal ini memang belum bisa sepenuhnya dipercaya, namun biodata yang ditampilkan menyebutkan bahwa beliau adalah mantan OPM yang lahir di Sentani Papua pada 20 Februari 1953.

Sejarah singkat perjalanan Frans Albert Joku menyebutkan bahwa sejak tahun 1967 yang saat itu masih berusia 17 tahun, beliau ikut keluarga ke Papua New Guinea (PNG) karena situasi keamanan tidak kondusif di Papua.

Selama di PNG, sejak tahun 1975 -1992 Franz Albert Joku bekerja sebagai wartawandi media PNG Post Courier selama 17 tahun.Setelah itu ia keluar dari wartawan dan beralih karir di Kantor Perdana Menteri sebagai seketaris presiden selama 1 tahun kemudian diangkat menjadi Kepala Staf. Tahun 1997 ia bekerja dengan 2 wakil Perdana Menteri dan 3 menteri kabinet di PNG.

Hingga akhirnya pada September 2007 Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH melakukan kunjungan kerja ke PNG dan memintanya kembali ke tanah air bersama dengan warga Papua lainnya. Dan permintaan tersebut diterimanya.

Tidak jauh dari artikel Wikipedia, Harian Cenderawasih Pos tertanggal 25 Februari 2008 juga memberitakan sejarah Papua tentang dua mantan OPM yang kembali, salah satu diantaranya adalah Frans Albert Joku. Isinya sebagai berikut:

[caption id="attachment_305331" align="alignleft" width="300" caption="Nicholas S Messet www.zonadamai.com"]

1398928170557412473
1398928170557412473
[/caption]

Empat puluh tahun menjadi warga negara asing akhirnya dua aktivis pejuang kemerdekaan Papua di luar negeri, Nicholas Simion Messet dan Frans Albert Joku resmi kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada 23 Februari 2008, akta kewarganegaraan mereka diserahkan langsung oleh Staf Khusus Wakil Presiden RI H.M. Alwi Hamu di Pendopo Ondofolo (Dhaikhelebhey Obhee), di Jalan Ifar Gunung No.2. Felavauw Sentani, Jayapura.

Niat kedua putra Papua ini untuk kembali menjadi warga Negara Indonesia sudah disampaikan langsung kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Istana Wapres setahun sebelumnya, tepatnya pada 20 September 2007.

Sebagai umat beriman, penyerahan akta kewarganegaraan ini disertai dengan ibadah syukur yang juga dihadiri sejumlah pejabat dan utusan negara tetangga PNG, antara lain : perwakilan dari Konsul Jenderal RI-PNG, Wakil Duta Besar RI-PNG, beberapa pejabat pemerintahan seperti Bupati Keerom, Celsius Watae, Wabup Kabupaten Jayapura, Sadrak Wamebu SH,MM, Wakil Ketua DPRP, Komaruddin Watubun, SH, dan beberapa pejabat lainnya, para ondofolo, kepala suku, tokoh adat, tokoh masyarakat serta tamu undangan lainnya.

Ibadah syukur yang dipimpin Pdt Maloali dengan renungan Firman Tuhan Mazmur 40: 1-5


(Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Aku sangat menanti-nantikan. TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.Ia mengangkat aku dari lobangkebinasaan, dari lumpurrawa;Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu,menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut,lalu percayakepada TUHAN. Berbahagialah orang,yang menaruh kepercayaannyapada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Muyang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkandengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnyauntuk dihitung.)

dan Lukas 15 tentang perumpamaan domba yang hilang yang dibacakan secara bergiliran oleh Frans A Joku dan Nicholas S Messet.

Usai ibadah dilanjutkan penyerahan akta kewarganegaraan RI yang disampaikan langsung Staff Khusus Wapres, H.M. Alwi Hamu mewakili pemerintah Indonesia.

Nicholas S Messet menyampaikan sambutannya bahwa dirinya berjuang kurang lebih 40 tahun di luar negeri untuk Papua Merdeka, namun tak ada hasil yang diperoleh, sehingga dirinya kembali menjadi WNI untuk membangun Papua yang merdeka dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan.

Dilanjutkan, Frans Albert Joku menyampaikan secara berapi-api dan penuh semangat bahwa dirinya yakin, Negara Indonesia dan Papua ke depan akan lebih baik, aman, cerah dan lebih bermartabat. Dirinya dan Nick Messet mengakhiri satu fase dalam satu perjalanan yang relatif jauh, baik dari sudut pandang fisik maupun secara phisikologis.

Saat ini, mereka kembali pada fase yang baru dengan segala tantangan dan misteri ke depan. Dengan sadar dan penuh keyakinan, masa depan tanah dan bangsa ini ada di pundak mereka.

Dengan janji menjadi warga negara yang baik, mereka akan setia pada NKRI seperti warga negara yang lain. Bersama dengan masyarakat Papua,
Dewan Adat dan PDP, mereka akan menjadikan otsus bukan sebagai tujuan, melainkan jalan menuju tujuan. Kedua tokoh Papua ini, juga akan mengajak warga Papua mengembalikan arah perjuangan Papua dalam NKRI.

Saat ini:

Kedua tokoh Papua ini masih memperjuangan pembangunan Papua lewat otonomi khusus. Mereka tergabung dalam Yayasan Independent Group Supporting The Special Autonomous Region of Papua Within The Republic of Indonesia. Mereka yakin bahwa masyarakat Papua pasti semakin maju di masa demokrasi saat ini. Berbeda jauh pada masa mereka terdahulu, otonomi khusus Papua akan membuka jalan kemajuan bagi Papua dan pemerintah Indonesia menyediakan jalan otonomi khusus untuk Papua bisa maju.

[caption id="attachment_305335" align="aligncenter" width="270" caption="Papua Bahagia www.kfk.kompas.com"]

1398928464640965820
1398928464640965820
[/caption]

Tepatnya tanggal hari ini, pada 1 Mei 1963, sejarah menyebutkan Papua untuk Indonesia. Namun. separatis OPM justru merusak sejarah. Membangun Papua lewat otonomi khusus, seperti dua tokoh ini, bukan membangun dengan darah seperti yang dulu dan sekarang OPM lakukan. Masyarakat Papua membutuhkanmu OPM, kembalilah ke bumi pertiwi, kita bangun Papua dengan cara yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun