Mohon tunggu...
Ubaidillah
Ubaidillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Legend

Belajar sampai mati

Selanjutnya

Tutup

Money

Upaya Indonesia Melawan Kapitalisme Global

18 Februari 2020   03:59 Diperbarui: 18 Februari 2020   04:19 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Muncul sebuah pertanyaan sederhana dalam benak saya, kenapa dengan sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah ini, rakyat Indonesia tidak bisa makmur dan sejahtera secara ekonomi? Apakah karena memang tidak bisa mengelola kekayaan alam? Atau karena keterbatasan izin yang diberikan oleh pengusaha karena tidak menguntungkan? Atau karena ini bagian dari kepentingan para penguasa yang bermodal? Pertanyaan itu muncul tiba-tiba dikarenakan saya secara pribadi merasakan bahwa kekayaan alam ini adalah hak rakyat Indonesia dan terutaman hak rakyat Sulawesi tenggara.

Disinilah peran kapitalis menampakkan wajahnya.

Pasar bebas yang sengaja diciptakan oleh pemuja kapitalis untuk kepentingan individu dengan berkedok kesejahteraan rakyat adalah salah satu bentuk cara kapitalis melakukan perannya dalam meraih keuntungan yang sebesarnya-besarnya. 

Tidak ada yang bisa menghentikan gerakan kapitalisasi itu kecuali ada keinginan dari masyarakat dan pemerintah untuk terus bersambut tangan untuk melawannya. 

Kaptalisasi gobal merupakan pasar bebas yang terjadi di seluruh dunia yang sebenarnya adalah pemainan pemodal dengan menciptakan ketergantungan kepadanya, dengan berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang sangat melimpah.

Dalam sebuah seminar diskusi, kapitalisisme global sulit sekali dihentikan. Karena kondisi pasar dunia sudah memberikan jalan yang sangat lebar untuk saling bertransaksi secara bebas. 

Di negara ASEAN sendiri pasar itu kita kenal dengan MEA, Masyarakat Ekonomi Asean. Dinama gambaran sederhananya adalah boleh saja nanti penjual gorengan berasal dari Vietnam, atau penjual jamu berasal dari Thailand. Bahkan dalam acara Bussnis Matching Japnas pada bulan September 2019 di Jakarta kemarin, mempertemukan para pengusaha antar negara Asean. 

Dimana didalam acara tersebut saya menyaksikan langsung ketertarikan pengusaha negara Asean lainnya selain Indonesia tertarik kepada usaha yang murni budaya Indonesia (batik, makanan khas dll). 

Bukan kepada tata cara pengelolaan pasar Indonesia. Begitupun sebaliknya, pengusaha Indonesia tertarik kepada cara pengelolaan pasar negara Asean lainnya, karena harganya yang murah dan kualitasnya hampir sama dengan bahkan lebih baik dari Indonesia. Disinilah saya menemukan bahwa memang ada perbandingan ketertarikan yang sangat besar antara masyarakat Indonesia yang sudah diatur oleh Kapitalisasi global dan belum pernah bisa melawannya,

Ada beberapa yang hal yang menjadi pokok pikiran saya untuk menghadapi Kapitalisme global itu. Yang pertama adalah Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Pengembangan SDM adalah modal utama yang harus dimiliki oleh Indonesia, karena jika SDM nya unggul, mampu dan tangguh maka kemudahan bagi negara Indonesia untuk melakukan filterasi terkait perubahan sosial ekonomi dan budaya. Yang kedua adalah Sistem Negara. Negara Indonesia adalah negara hukum, dimana setiap tingkah laku, tindak tanduknya semuanya berlandaskan akan hukum. Namun sampai saat ini belum adanya sistem perundang-undagan yang mengatur terkait perkonomian global atau pasar bebar itu. Yang ketiga adalah mencintai produk Indonesia. Label cintai produk Indonesia sudah dari dulu digaungkan, namun minim action. Mencintai produk Indonesia bisa dilakukan dari gerakan beli diwarung tetangga, toko kelontong dan lain sebagainya. Yang keempat adalah kesadaran nasional. Kesadaran nasional ini harus dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia. Terutama pada perkembangan globalisasi yang sangat serba cepat. Kesadaran nasional bisa dengan tetap menjunjung tinggi asas gotong royong, pemanfaatan teknologi yang positip dan sebagainya.

Keyakina saya secara pribadi dengan sebuah kasus perjalanan saya keberbagai daerah tersebut dengan melihat sumber daya alam yang sangat melimpah yang ada di tanah air tercinta ini bisa kemudian menjadi salah satu kebijaksanaan bagi setiap individu warga Indonesia terutama pemerintah untuk lebih jeli lagi melihat kebutuhan negara, bukan melihat pada kebutuhan individu.

Surabaya, 18 februari 2020

Selamat malam guys !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun