Mohon tunggu...
solehuddin dori
solehuddin dori Mohon Tunggu... -

Pengamat berbagai masalah sosial, politik, budaya dan ekomomi, yang berpikiran jernih dan bebas kepentingan apapun. Ingin melihat Indonesia yang maju dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Genderang Perang dari PDI Perjuangan untuk SBY

10 Oktober 2014   23:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:33 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di kantor PDI Perjuangan sejumlah tokoh populer melontarkan “genderang perang” terhadap musuh politiknya. Isinya, tuduhan serius tentang upaya menghambat pelantikan Jokowi – JK sebagai Presiden Republik Indonesia, pada 20 Oktober mendatang. Tuduhan itu mengarah kepada Koalisi Merah Putih yang disokong oleh Golkar, Gerindra, PKS, PAN dan PPP. Namun, tuduhan itu juga tertuju kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Thamsin Amal Tamagola, profesor bidang sosial budaya, SBY kemungkinan akan bermanuver, dengan menunda pelantikan sampai lewat tengah malam pada 20 Oktober. Begitu pelantikan tidak dapat dilaksanakan sampai jam 12 malam, maka SBY dapat mengeluarkan dekrit yang berisi negara dalam keadaan kosong kepemimpinan, dan SBY dapat memperpanjang masa jabatannya. Selain Thamrin, lontaran tuduhan itu juga didukung oleh aktivis politik Fadjroel Rahman.

WOW!!!

Sebuah tuduhan yang serius lho. Kalau tuduhan kepada KMP, saya maklumi, karena memang KMP punya dendam politik yang cukup besar terhadap Koalisi Indonesia Hebat. Setelah kalah dalam pemilu presiden, KMP bertekad menjadi kekuatan mayoritas di parlemen. Tapi tuduhan kepada Presiden SBY lain lagi ceritanya.

Dalam catatan saya, sejumlah sikap kebijakan dan berbagai hal terkait kebijakan SBY, sama sekali tidak menunjukkan gelagat ke arah seperti yang dituduhkan Thamrin. SBY bukan kelompok Merah Putih. SBY tidak mau mempertaruhkan nama baiknya untuk hal-hal bodoh seperti itu. Apa yang terjadi pada proses pengesahan RUU Pilkada, cukup menjadi bahan pelajaran penting buat SBY. Dan benar saja, respon SBY sangat marah terhadap isu ini. Lewat akun twitternya SBY menyebut isu ini sebagai KETERLALUAN. Menurut SBY, MPR tidak dapat menjegal sahnya Jokowi sebagai presiden.

Apa yang disampaikan para aktivis di kantor PDI P tersebut, justru akan memperkeruh suasana. PDI P telah melakukan tabuhan genderang perang, tapi menggunakan tangan orang lain. Thamrin dan Fadjroel bukan orang PDI P. Justru dampaknya akan sangat negatif buat rakyat. Koalisi Merah Putih pasti akan makin keras terhadap Koalisi Indonesia Hebat, yang ternyata tidak mampu bermain politik cantik di parlemen. Dalam beberapa kali pertarungan KIH selalu kalah dari KMP.

Apalagi genderang perang itu kini juga diarahkan kepada SBY secara langsung. Kita tahu persis, bahwa SBY jauh lebih hebat dalam berstrategi dibanding pentolan PDI P atau para pentolan KIH seperti PKB, Nasdem atau Hanura. SBY juga lebih canggih dibanding para pentolan di KMP. Walaupun saya yakin SBY tidak terpancing dengan tudingan ini, namun… saya yakin SBY tidak akan tinggal diam menanggapi tuduhan serius ini. Menurut saya sih, tuduhan ini keterlaluan. PDI P bukannya melakukan negosiasi politik dan kompromi politik, malah melakukan tabuhan perang terbuka, yang justru akan merugikan mereka sendiri…

Dan jika terjadi apa-apa, yang lebih buruk… maka rakyatlah yang akan paling dirugikan.

Mbok ya mikir… begitu kata Cak Lontong.

Oh ya mohon maaf, saya masih lebih percaya kepada SBY, daripada kepada petinggi-petinggi PDI P termasuk Megawati. Pun masih lebih percaya kepada SBY dibanding kepada Thamrin Amal atau Fadjroel Rahman. Saya pun masih jauh lebih percaya kepada SBY daripada kepada petinggi-petinggi politik lainnya termasuk dari KMP.  SBY mah seringnya jadi korban fitnah dan keculasan politik. Dia masih bisa santun dan beretika, meski terus menerus diserang fitnah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun