Mohon tunggu...
Pendi Susanto
Pendi Susanto Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Penulis Buku, Pegiat Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilai Inovasi Indonesia

27 Maret 2023   11:50 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KECEPATAN BELAJAR

Disruption mengajarkan kita bahwa kecepatan belajar (learning agility) dan reaksi terhadap perubahan sangatlah penting. Jika Petani 3.0 memiliki tingkat pembelajaran yang lebih rendah daripada Petani 2.0, Petani 2.0 dapat menyusul dan tiba lebih cepat daripada Petani 4.0. Yang besar tidak selalu bertahan dan yang kecil tidak selalu marjinal. Sekali lagi, itu semua tergantung pada kecepatan belajar dalam menanggapi perubahan. untuk mengontrol jiwa dan raga melalui proses belajar dan menggunakan waktu melalui kecepatan belajar. Namun, kemampuan itu sangat bergantung pada kemauan, dan kemauan biasanya ditentukan oleh pola pikir. Jadi pola pikir adalah kuncinya. Cara berpikir mana yang menjadi kuncinya? Yaitu cara berpikir tentang masa depan.

Future Mindset adalah cara pandang, keinginan dan motivasi diri untuk menjadi bagian dari masa depan dengan mempersiapkan praktik masa depan, termasuk inovasi. Seperti yang dikatakan Peter Fisk dalam artikelnya Menang dengan Pola Pikir Masa Depan, orang-orang dengan Pola Pikir Masa Depan terus-menerus berusaha memahami bahwa dunia telah berubah begitu cepat sehingga mereka memahami perlunya visi baru. Anda juga secara konsisten menginspirasi optimisme pada orang lain, berfokus pada peluang daripada risiko. Mereka adalah hacker masa depan, atau hacker masa depan, yang terus mengeksplorasi masa depan dan kemudian mengubahnya menjadi langkah-langkah dari ide, percobaan dan penggunaan sumber daya yang ada. Pola pikir masa depan biasanya adalah inovator atau ideator, kata Peter. Mengacu pada pepatah Da Vinci bahwa inovasi adalah tentang menciptakan hubungan yang tidak biasa, yaitu menghubungkan orang baru, mitra baru, bakat baru, dan ide baru.

BANGUN OPTIMISME

Bangsa kita masih dihantui oleh beban masa lalunya sebagai bangsa yang terjajah selama tiga abad. Tampaknya beban masa lalu masih membentuk sikap inferioritas, inferioritas, dan insecurity kita sehari-hari. Mampukah kita menjadi bangsa yang besar? Padahal, Bung Karno dan Angkatan 45 memberi contoh agar kita bisa melambung tinggi. Proklamasi Kemerdekaan adalah bukti bahwa kitalah yang menentukan masa depan bangsa ini. Kami tidak memberikan cek kosong kepada siapa pun untuk menentukan masa depan bangsa ini. Padahal, para pendiri republik ini memberi contoh agar kita bisa bangkit dan menjadi pemimpin dunia. Konferensi Asia Afrika dan KTT Non Blok adalah bukti bahwa inferioritas telah hilang dan kita benar-benar telah menjadi negara yang berpengaruh di dunia. Pertanyaan selanjutnya adalah peringatan 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, akan seperti apa bangsa kita?

Pepatah bijak mengatakan: Mimpi itu gratis. Keberanian untuk bermimpi menentukan masa depan kita. Apakah kita berani bermimpi bahwa pada tahun 2045 kita akan menjadi nomor satu dunia? Bersama-sama kita harus memiliki mimpi terbesar, seperti kata Bung Karno: "Mimpi setinggi langit. Jika kamu jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang."

Mimpi menjadi nomor satu di dunia bukanlah mimpi. Apa yang membedakan kita dengan negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Korea Selatan? Benar-benar tidak ada perbedaan. Mereka hidup 24 jam sehari dengan dua mata, dua telinga, dua kaki, dan dua tangan. Faktanya, Korea Selatan setara ekonomi dengan Indonesia pada 1960-an. Perbedaannya terletak pada tiga hal:

Visi, strategi dan implementasi. Oleh karena itu, mimpi besar harus disikapi jauh ke depan dan lompatan visi yang beradaptasi dengan perubahan, diikuti dengan strategi jitu dan eksekusi cepat. Akurasi tidak lagi cukup saat ini, kecepatan diperlukan.

Apa yang akan terjadi pada tahun 2045? Tahun 2045 merupakan tonggak penting karena bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pada tahun 2045, kita akan membayar bonus demografi pada tahun 2035, ketika struktur demografis kita akan didominasi oleh mayoritas penduduk yang bekerja. Pada tahun 2045, anak usia 0-10 tahun di Indonesia secara matematis akan menjadi 27-37 tahun yang merupakan kelompok usia produktif pada kelompok usia tersebut dan akan sangat mempengaruhi seluruh pembangunan di Indonesia. Pelajar dan mahasiswa saat ini dalam 27-40 tahun menjadi pemimpin memimpin berbagai sektor di Indonesia. Anies Baswedan pernah berkata: "Cara berpikir yang melihat potensi utama suatu bangsa di laut, darat dan tambang adalah cara berpikir penjajah." Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita besar Indonesia yang unggul, maju bersaing dengan bangsa lain, dan cukup dewasa untuk mengatasi masalah klasik bangsa seperti korupsi, masalah pembubaran dan kemiskinan. Hal terpenting untuk mewujudkan impian ini bukanlah kekuatan ekonomi, politik atau militer, melainkan rakyat. Indonesia 2045 sangat tergantung pada apa yang kita buat hari ini. Oleh karena itu, tahun ini harus menjadi tonggak inovasi lainnya. Indonesia sekarang adalah penentu Indonesia 2045. Singkatnya: futuris cenderung visioner, imajinatif, optimis, berani, kreatif dan inovatif. Pola pikir masa depan dan pelopor inovasi seperti dua sisi mata uang yang sama. Pelopor inovasi adalah pemilik pola pikir masa depan. Anda tidak takut akan perubahan, tetapi ingin menjadi pemimpin perubahan. Mereka adalah orang-orang yang tidak ingin tertinggal di masa depan, tetapi ingin menjadi bagian dari masa depan bahkan ingin membentuk masa depan. Itu sebabnya kita harus mulai menghadapinya dan meretas ke masa depan. Abraham Lincoln mengingatkan kita bahwa cara terbaik untuk memprediksi masa depan Anda adalah dengan menciptakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun