Mohon tunggu...
Pendeta Sederhana
Pendeta Sederhana Mohon Tunggu... lainnya -

Sederhana itu adalah sikap hati. Hati adalah kita yang sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indahnya Kabar Baik

6 Mei 2016   08:35 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:42 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada banyak orang sederhana yang menjadi pemberita injil. Mereka tidak memiliki kecakapan dalam  memperkatakan Injil. Namun bila sikap dan gaya hidupnya merepresentasikan Injil,  maka orang lain pasti dapat menangkap maksud Injil yang mereka beritakan. Dan sikap dan gaya hidup mereka adalah terjemahan Injil ke dalam bahasa kehidupan mereka sehari-hari.

Injil itu sendiri secara harafiah diartikan sebagai kabar baik. Gaya dan cara penyampaian si pemberita hendaklah sedemikian rupa sehingga Injil itu tidak kehilangan substansinya  sebagai kabar baik. Ketika pemberitaan Injil berubah menjadi alat intimidasi, menjadi aturan-aturan agama yang rumit dan memberatkan, menjadi dogma dan doktrin teologi yang menjelimet, maka Injil itu menjadi kehilangan substansinya sebagai kabar baik.

Sesuatu kita sebut kabar baik jika itu mendatangkan damai sejahtera, sukacita, kelegaan dan memberi pengharapan. Dan tentu harus berdasarkan kebenaran, bukan kepalsuan untuk memanjakan perasaan mereka yang mendengar.

Apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan kabar baik itu? Jika seseorang sehat, keuangan, usaha dan pekerjaan lancar,  karir menanjak, keluarga harmonis, itulah umumnya yang dimaksud dengan kabar baik.

Kabar baik menurut Alkitab adalah seperti apa yang disampaikan oleh malaikat kepada para gembala di padang. Kabar baik ( good tidings/ good news) merupakan kesukaan besar bagi siapa yang mendengarnya. Kelahiran Kristus adalah kesukaan besar, karena Allah berkenan menyatakan dirinya kepada manusia di dalam Kristus.

Bagi kita orang percaya, kabar baik itu adalah Allah berkenan kepada kita oleh Kristus, dan  berkenan tinggal di dalam kita. Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita. Dan inilah sesungguhnya kabar baik itu.

Kabar baik yang pernah diberitakan oleh para malaikat kepada para gembala di padang, adalah  sama dengan  kabar baik yang diberitakan oleh orang percaya kepada dunia. Allah di dalam Kristus, berkenan mendiami orang percaya untuk  menyatakan diri-Nya kepada dunia. Alangkah indah dan baiknya kabar yang demikian!

Inilah Injil yang hendak kita beritakan, inilah Injil yang hendak kita tampilkan di dalam hidup kita untuk dilihat, dirasa dan dinikmati orang lain, dan menjadi kabar baik yang sesungguhnya bagi mereka.

Jadi, bukan liturgi dan seremoni, perayaan hari-hari raya keagamaan, simbol-simbol keberagamaan dan pernak-pernik serta aksesoris gerejawi. Juga bukan tempat atau benda-benda kudus yang dikuduskan, seakan-akan menjadi representasi kehadiran Allah dan kuasa-Nya,  yang hendak kita perlihatkan dan beritakan kepada dunia.

Tetapi kabar baik yang telah kita terima dan kita hidupi, dan kita mau orang lain juga menerima dan menghidupinya. Dengan demikian, mereka juga beroleh anugerah Allah, yakni keselamatan  melalui pemberitaan orang percaya.

Bagaimana mungkin hal itu bisa dilakukan di tempat, dimana banyak orang tidak mengenal dan tidak percaya kepada Kristus? Jika anda dan saya, semua orang percaya dapat memperlihatkan Kristus melalui kehidupan kita, maka sesungguhnya Injil itu sudah diberitakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun