Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Finansial Sehat Selama Ramadan Itu Omong Kosong, Bersyukur Aja!

19 Maret 2024   22:02 Diperbarui: 19 Maret 2024   22:05 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

"Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur," (QS Az-Zumar: 66)

Tak terasa Ramadan tahun ini sebentar lagi akan terlewati 10 hari pertamanya. Perjuangan dalam melaksanakan ibadah puasa masih akan tetap berlanjut dengan amalan lain yang tak lupa diikutsertakan. Memperbanyak zikir dan istighfar seraya memohon pengampunan dosa yang lampau.

Untuk Ramadan bercerita kali ini di hari kesembilan, bertema finansial sehat selama Ramadan. Siapa pula ini tim kreatif Kompasiana yang ngurus topik Ramadan bercerita ini? Kok ngulang tema yang sama macam tahun lalu.

Oke baik, sebenarnya saat melihat tema demikian yang hari ini, saya berniat untuk mewawancarai teman-teman yang sedang berpuasa di rantauan. Jauh dari keluarga dan tinggal di kostan. Namun, saya ingat dan paham bahwa sejatinya anak-anak kost, finansialnya 'dipaksa' sehat, karena kalau tidak, mereka tidak akan mampu bertahan untuk beberapa minggu di sini sampai sebelum beberapa hari lagi lebaran.

Berbicara tentang finansial sehat selama Ramadan, bagi saya itu omong kosong. Ya untuk apa finansial sehat kalau tetangga samping kiri kanan depan belakang masih saja belum makan padahal waktu sudah menunjukan magrib. Untuk apa finansial sehat tapi pada akhirnya makanan yang masih banyak sisa kemarin berakhir di tempat sampah. Apa sebutannya? Mubazir. Selalu demikian, saat saya pergi ke masjid manapun, pemandangan mubazir selalu saya lihat, entah di tanah pembakaran sampah, di sisi tumpukan tempat sampah.

Finansial sehat selama Ramadan adalah omong kosong. Sudah paling benar itu bersyukur, merasa cukup. Bersyukur kita masih bisa berpuasa dengan sanak keluarga, bisa menikmati hidangan berbuka di atas meja. Bersyukur masih bisa berdiri melakukan shalat tarawih berjamaah di masjid, masih punya pakaian layak untuk dipakai menghadap-Nya.

Coba lihat saudara saudara kita di Gaza, setiap hari ada saja postingan kabar memilukan menyesakkan hati. Anak anak mengumpulkan makanan yang dikirimnya melalui bantuan udara, tampak sudah berserakan di tanah, namun tetap dikumpulnya untuk persediaan makan. Para jamaah Muslim mau shalat di Masjidil Al-Aqsa tapi masih harus menyaksikan kekejaman kaum zionis.
 
Tidak perlu bahas yang jauh deh kita yang dekat saja, di negeri kita misalnya, Indonesia. Gayanya finansial sehat, lupa ya angka kemiskinan di Indonesia tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 mencatat angka kemiskinan nasional masih 9,36% atau mencapai 25,9 juta orang, masih sangat tinggi bukan.

Sekali lagi saya bilang, finansial sehat selama Ramadan omong kosong. Kenapa? Karena harga bahan pokok di Gorontalo terus meroket bahkan menduduki peringkat atas untuk harga termahal nasional. Terus apa yang harus dilakukan untuk menyiasatinya? Tidak ada, karena harga sudah terlanjur naik. Dan saya sekeluarga bukan penimbun.

Dari sumber rri.co.id/daerah (09/03-2024), harga beras di  Gorontalo, khususnya wilayah Kabupaten Gorontalo masih terus mengalami kenaikan drastis. Berdasarkan pantauan pemerintah setempat, dalam sepuluh hari terakhir, harga terendah ada di angka Rp800 ribu dan tertinggi mencapai Rp1 juta untuk setiap 50 kg atau sekarung.

Baca juga: Sahabat Sedekah

Dari pantauan saya hasil perbincangan para orang tua juga mengeluhkan harga beras yang sangat mahal, entah dari harga yang naik menjadi Rp750 ribu, Rp850 ribu bahkan ada juga yang berakhir di harga sejuta per 50kg atau sekarung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun