Kalau anda jarang menulis dikompasiana, berarti ada tanda-tanda bosan untuk menulis, dampaknya nanti jarang menulis, penyakit malasnya kambuh, dan jika dibiasakan maka portal kompasiana pun hanya sebagai simbol saja, tak ada kata membekas, dan kata manfaat yang muncul dalam benak anda.Â
Malas bisa terjadi kepada siapa saja, malas belajar, malas membaca, malas menulis, dan malas untuk merangkai kata, ketika ada tugas yang sangat padatpun, maka akan menjado sebuah tantangan bagi seorang kompasianer untuk bertekad menulis atau abaikan dengan menulis harian di kompasiana.
Tak mudah bagi kompasianer untuk istiqomah dalam menulis, apalagi one day one artimel, dibuat satu artikel di kompasiana akan mengalami kesulitan ketika kesibukan pekerjaan menghantuinya, terkadang ach biarkan dulu menulis di kompasiana, prioritaskan dulu portal yang lain, ada juga yang beropini, dahulukan kompasiana dulu karena sudah sehati dan sulit untuk dilupakan.
Mereka yang bisa membagi tulisan dan kesempatan menulis di sebuah portal patut diapresiasi, pasalnya tidak semua orang bisa mengikuti jejaknya, ambil contoh seorang dosen diminta untuk melakukan penelitian namun masih banyak dosen yang enggan untuk melakukan penelitian karena sibuk dan tidak ada waktu, hanya bisa mengajar, melakukan bimbingan bagi mahasiswanya, apalagi harus melakukan penelitian dan pengabdian, wah sulitnya tak terbantahkan.Â
Namun sebaliknya ada dosen yang suka literasi tiada hari tanpa menulis jurnal ilmiah bahkan di jurnal international, karena kemampuan dan kemauan yang keras, menulis jurnalpun dianggap biasa saja, tak ada tantangan dalam menulis, bahkan ketika ada lomba atu menjadi narasumber pun dianggap hal biasa, sama-sama belajar.Â
Kalau sudah malas pastiny akan menunda-nunda pekerjaan, jika banyak target yanv hrus di selesaikan maka saat tugasny harus selesai maka akan buat sistem kebut semalam, jadinya fisik semakin tak terkontrol, penyakit malas berbahaya bagi tubuh kita, tapi di sukai sam setan, semakin and terperdaya dengan penyakit malas maka dampaknya semua dianggap berat, padahal jika ditangani dengan dicicil atau diangsur maka akan semakin tidak berat.Â