Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pandemi Corona, Patroli Sampah Tetap Bekerja

3 April 2020   09:16 Diperbarui: 3 April 2020   09:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patroli Sampah (Dokpri)

Para petugas sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes rutin mengambil sampah karena ini adalah amanahnya mereka untuk berjuang  melaksanakan tugasnya dengan baik, lokasi pengambilan berada di tempat strategis selerti jalan Kabupaten, Provinsi dan Nasional, pasar induk dan lokasi taman bermain atau taman edukasi. Mereka dengan mobil Patroli sampah berjalan menyusuri tong sampah yang sudah ditempati di trotoar.

Problem trotoar yang ada karena tidak lebar, dan ada beberapa tong sampah, dan kadang digunakan para pedagang kaki lima, wajar jika beberapa pejalan kaki tidak berjalan di trotoar yang ada, mereka malah berjalan di jalan yang dilalui oleh sepeda motor dan mobil, disamping itu masih banyak trotoar yang belum diperbaiki karena terbatasnya anggaran, dan belum menjadi prioritas utama dalam pembangunan tata kota. 

Para perempuan yang ditugaskan DLH ini harus berjuang dan memastikan tugasnya terselesaikan dengan baik. mereka membersihkan sampah yang berserakan, terutama daun dan ranting yang jatuh dari pohon. 

Sebelum sinar matahari terlihat, para perempuan ini sudah datang, kisaran pukul 05.00 wib, saya pernah melihatnya langsung sambil orjapa atau olahraga jalan lagi.  Mereka penuh semangat menjalankan tugasnya untuk menyapu sampah mewujudkan Kabupaten yang bersih, hijau dan indah. 

Namun, dibalik semangatnya para perempuan, masih ada perilaku warga yang membuang sampah sembarangan, ada lahan kosong, awal sengaja dibuang sedikit, merasa tidak ada yang menegurnya, tambah lagi.

Orang lain melihatnya, mengikuti jejaknya, lambat laun semakin menggunung, tetangga sekitarnya merasakan dampaknya dengan ada lalat, dan bau yang menyengat. 

Perilaku buang sampah bukan pada tempatnya, dianggap hal lumrah bagi mereka, bahkan buang sampah di kali juga masih terlihat, dibuktikan dibeberapa lokasi, pada saluran tersier ada beberapa tumpukan sampah, dan baunya minta ampun, kalau berhenti di lampu merah harus menutupi hidung atau menahan nafas beberapa menit, dan pastinya kita akan mengeluhkan dengan bau itu. Muncul menyalahkan tugas birokrasi selama ini, padahal yang melakukan warga itu sendiri. 

Sadar untuk Hidup Bersih

Budaya dan perilaku sikap untuk budaya bersih sebenarnya mudah diucapkan susah untuk diterapkan, LKS sekolah sudah banyak yang menulis, tidak boleh membuang sampah  sembarangan, meludah sembarangan, saat batuk harus ditutup pakai tisu atau bawa masker agar tidak memberikan efek buruk bagi orang lain. 

Thoharoh materi pelajaran awal setiap kita ngaji ilmu agama, penjelasan sila di pancasila juga diberikan anak sejak awal sekolah, nilai-nilai kesetiakawanan sosial juga dibrikan, saat ikut pramuka juga ada dasa dharma juga dijelaskan, saat ikut PMR juga ada materi tentang kebersihan dan lain sebagainya. 

Kapan benang merah ini akan terselesaikan, harus segera dipecahkan bersama, tugas ini tidak bisa dilaksanakan oleh DLH saja, tapi semua komponen harus aktif, seperti halnya menangani virus corona ini, semua tanggap dan harus patuh dengan protokoler kesehatan termasuk patuh dengan aturan pemerinyah yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun